
Vaksin Covid-19 Senjata Trump Menang Pemilu AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji akan mengalahkan pandemi virus corona (Covid-19) dengan vaksin hasil "kejeniusan" para ilmuwan Amerika. Hal ini ia katakan dalam konferensi pers di tengah makin melorotnya survei kemenangan dirinya terhadap lawannya Joe Biden.
"Kami akan mencapai kemenangan atas virus dengan melepaskan kejeniusan ilmiah Amerika," katanya kepada wartawan di Fujifilm Diosynth Biotechnology di Kota Morrisville, negara bagian North Carolina, Senin (27/7/2020).
Fasilitas ini tersebut sudah mendapatkan kontrak untuk memproduksi massal vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Novavax, sebagai bagian dari inisiatif pemerintah AS bernilai miliaran dolar yang diberi nama 'Operation Warp Speed'.
Rencana tersebut melibatkan investasi besar-besaran untuk membantu pengembangan dan upaya manufaktur dengan tujuan memproduksi 300 juta dosis vaksin Covid-19 pada Januari 2021 mendatang.
"(Ini) belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi kami menduga itu akan bekerja dengan sangat baik," tambah Trump, yang berkeliling fasilitas dengan mengenakan masker hitam, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Komentar terakhir Trump menegaskan bahwa pemerintah percaya bahwa, dalam kasus Covid-19 di AS, hanya vaksin yang dapat membantu.
Sebelumnya, AS telah menghabiskan lebih dari US$ 6,3 miliar sejak Maret untuk mendanai upaya pengembangan vaksin di bawah Operation Warp Speed ini.
Program ini bertujuan tegas dan tidak malu-malu, yakni memproduksi vaksin untuk diberikan kepada warga AS terlebih dahulu. Hal ini berbanding terbalik dengan para negara di Eropa, dimana mereka membuat vaksin untuk menjadi "barang publik global" dan disebar ke seluruh pelosok dunia.
Perusahaan biotek Moderna Inc dan AstraZeneca Plc, serta dua perusahaan China sudah memiliki perkembangan yang baik untuk vaksin. Setidaknya mereka sudah memulai tahap akhir dari uji klinis pada Senin kemarin.
Uji coba vaksin ini sedang dilakukan bersama oleh National Institutes for Health (NIH) di seluruh AS dan diperkirakan akan mendaftarkan sekitar 30.000 sukarelawan dewasa. Nantinya peserta akan mendapatkan dua dosis vaksin yang diberikan terpisah selama 28 hari.
Namun akibat munculnya kasus baru setiap hari menjadi tanda selama beberapa hari terakhir, membuatnya lebih mungkin bahwa peserta uji coba akan terkena virus lebih cepat.
AS merupakan negara dengan dampak paling parah akibat penyebaran virus corona (Covid-19). Per Selasa (28/7/2020), AS sudah memiliki 4.433.410 kasus dikonfirmasi, dengan 150.444 kasus kematian, dan 2.136.603 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
Meskipun jumlah kasus baru telah menurun selama beberapa hari terakhir, namun AS telah gagal mendorong kurva ke bawah. Berbeda dengan negara lain telah melakukan melalui aturan penguncian (lockdown) daerah maupun negara, serta penggunaan masker dan jarak sosial.
Bahkan virus ini berulang kali berhasil menembus lingkaran dalam Trump, dan menjangkiti mereka. Informasi terbaru, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Robert O'Brien telah dites positif terjangkit Covid-19.
Sebelum O'Brien, juru bicara Wakil Presiden Mike Pence, Katie Miller, dan Kimberly Guilfoyle yakni staf penggalang dana utama untuk kampanye Trump dan pacar putra sulungnya, juga terjangkit virus ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Rumah Donald Trump Digerebek FBI, Ada Apa?
