
Soal Investasi, Luhut: RI Gak Bisa Dimain-mainin, Tapi Ramah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia membuka pintu kepada negara-negara yang mau datang untuk berinvestasi. Selain investasi yang masuk, diharapkan akan ada transfer pengetahuan dan teknologi ke anak bangsa.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menegaskan etertarikan negara lain dalam berinvestasi karena negara tegas. Selain itu Indonesia memiliki banyak bahan baku.
"Tempat lain kualitasnya rendah, dia tahu negara ini nggak bisa dimain-mainin, dan kita ramah," ucapnya, Jumat, (25/07/2020).
Setelah berinvestasi, imbuh Luhut, mereka harus mendidik tenaga kerja lokal. Harus ada transfer teknologi. "Kalian nggak boleh teknologi kelas dua, harus kelas satu, mereka harus mendidik tenaga kerja lokal," tegas Luhut.
Lebih lanjut ia mengatakan demi memudahkan investasi maka dibuatlah Omnibus Law, perangkat aturan undang-undang yang bisa mewakili undang-undang lainnya agar tidak tumpang tindih. Selama ini dalam mengurus izin banyak terjadi tumpang tindih sehingga membuat ketidakpastian.
"Overlapping ada, tapi tidak begini lagi Indonesia. Lebih baik ke depan," tegasnya.
Tenaga Kerja Asing Transfer Teknologi
Luhut mengatakan, adanya Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia, justru disebut akan berdampak pada transfer teknologi. Namun keberadaan TKA menjadi buah bibir sebagian masyarakat kita.
Ia mengatakan saat ini pemerintah tengah mendorong proyek hilirisasi demi meningkatkan nilai tambah. Namun untuk mengejarkan proyek ini masih dibutuhkan TKA.
"Aksi ribut gak perlu, 500 TKA datang ciptakan 5.000 tenaga kerja ahli. Jadi kalau ada yang ribut-ribut, rusak masa depan republik dan generasimu," tegasnya.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 402,6 triliun. Dari jumlah itu, realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 195,6 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi PMA sepanjang semester I -2020 turun 8,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 212,8 triliun.
Dibandingkan dengan realisasi PMA pada semester I-2020, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) justru meningkat 13,2% dibandingkan realisasi Semester I-2019. Di mana realisasi PMDN semester I-2020 sebesar Rp 207 triliun dan realisasi semester II-2019 mencapai Rp 182,8 triliun.
"Perbandingan PMA dan PMDN hampir imbang. PMDN 51,4% dan PMA 48,6%," ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Main, Luhut Maju ke PBB Minta Lautan RI Diperluas!
