
Harus Diakui Singapura Memang 'Raja' di ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada yang menarik dari realisasi investasi asing ke RI pada semester I-2020. Negeri Merlion, Singapura yang mengalami resesi, masih bertahan sebagai 'raja' dalam hal Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Bahkan bukan cuma soal arus modal, Singapura cukup mendominasi dalam pergerakan barang dan jasa di ASEAN.
Singapura memang konsisten menjadi investor teratas RI sejak bertahun-tahun. Namun jika melihat dari mana sumber dana itu berasal dan perputarannya, maka bisa disimpulkan bahwa Singapura sebenarnya juga mendapat PMA baik dari negara-negara ASEAN maupun non-ASEAN.
"Singapura itu adalah hub bagi orang-orang yang melakukan investasi di Indonesia, tapi lewat Singapura," tutur Bahlil saat melakukan konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).
Dari fakta itu, Bahlil memang sempat melontarkan pertanyaan soal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) apakah menguntungkan Indonesia? Ia mendorong justru harusnya saling menguatkan di antara sesama ASEAN, agar tidak ada satu negara yang hanya mendapatkan manfaat dari MEA, tapi semuanya.
Patut diakui Singapura memang punya keuntungan-keuntungan saat MEA bergulir. Terbukanya mereka pada arus modal, barang, dan jasa menjadikan negara mungil itu dapat berkah.
Menurut kajian ifri Center for Asian Study, sejak 1990 PMA ke Singapura berkontribusi sebesar 45% dari total PMA di ASEAN. Bahkan sampai dengan 2018 Singapura masih menjadi negara dengan aliran modal masuk melalui PMA terbesar di ASEAN.
Nilai PMA yang masuk ke Negeri Singa tercatat mencapai US$ 77,6 miliar. Dengan nilai PMA sebanyak itu, Singapura lebih berperan sebagai 'hub' untuk menyalurkan uang tersebut ke negara-negara ASEAN melalui skema PMA juga.
![]() |
Singapura banyak menanamkan modalnya ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam dan Filipina. Fenomena ini memang sudah terjadi sejak lama.
Namun fenomena aliran modal asing (PMA) yang terjadi di ASEAN tidaklah bergerak satu pintu, melainkan melalui berbagai channel. Artinya tidak hanya Singapura saja yang berinvestasi ke RI dan ke negara lain, tetapi juga sebaliknya.
Fenomena aliran modal intra-ASEAN ini kemudian coba dijelaskan oleh Qolbi & Kurnia yang dimuat dalam Bulletin of Monetary, Economic and Banking Volume 18, Number 2, yang dipublikasikan pada 2015 silam.
Dalam kajian ilmiah tersebut ada beberapa alasan utama mengapa Singapura memilih untuk berinvestasi ke negara-negara ASEAN lainnya. Tiga hal yang dipertimbangkan adalah PDB per kapita, kualitas institusi hingga tingkat partisipasi sekolah.
Kebijakan Singapura akan lebih berinvestasi ke negara dengan PDB per kapita yang lebih rendah karena size pasar domestik yang kecil dan tingginya upah pekerja di Singapura.
Dari sisi kualitas institusi, aspek yang ditinjau adalah risiko politik suatu negara, kemudahan berbisnis, fleksibilitas aturan tenaga kerja hingga korupsi. Untuk aspek ini sampai sekarang Indonesia masih belum diunggulkan memang.
Sementara alasan mengapa ada outflow dari RI dan negara ASEAN lain ke Singapura dikarenakan salah satunya adalah risiko politik yang rendah. Tak hanya mengontrol aliran modal di ASEAN, Singapura juga mengontrol aliran perdagangan barang dan jasa di kawasan ini.
Selain pergerakan modal, posisi geografis Singapura yang sangat strategis di jalur perdagangan global, Singapura memanfaatkan potensi ini dengan secara agresif mempromosikan perdagangan bebas. Sampai saat ini Singapura menjadi negara dengan orientasi pasar paling terbuka di dunia.
Mengacu pada dokumen Ministry of Trade & Investment (MTI), Singapura saat ini memiliki 8 perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang sifatnya bilateral dan ada 5 FTA lain yang sifatnya multilateral.
Daftar Perjanjian Perdagangan Bebas Bilateral Singapura :
1) China-Singapore Free Trade Agreement (CSFTA) Upgrade
2) European Union-Singapore Free Trade Agreement (EUSFTA)
3) India-Singapore Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA)
4) Japan-Singapore Economic Partnership Agreement (JSEPA)
5) Korea-Singapore Free Trade Agreement (KSFTA)
6) Agreement Between New Zealand And Singapore On A Closer Economic Partnership (ANZSCEP)
7) Turkey-Singapore Free Trade Agreement (TRSFTA)
8) US-Singapore Free Trade Agreement (USSFTA)
Daftar Perjanjian Perdagangan Bebas Multilateral Singapura :
1) ASEAN Economic Community (AEC)
2) ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Agreement
3) ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP)
4) Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP)
5) Gulf Cooperation CouncilSingapore Free Trade Agreement (GSFTA)
Sumber : MTI Singapore
Dengan banyaknya FTA yang dijalin, Singapura menjadi lebih mudah mendapatkan akses ke pasar lainnya, sehingga wajar saja jika Negeri Singa juga menguasai perdagangan di regional ASEAN, sehingga arus barang dan jasa bisa lebih dominan.
Mengutip data dari ASEAN Secretariat pada September 2019 saja pangsa perdagangan barang dan jasa Singapura di kawasan ASEAN termasuk yang paling tinggi masing-masing menyumbang 27,8% dan 47,1% dari total perdagangan yang ada di pasar intra-ASEAN.
![]() |
Meskipun ukuran populasinya kecil, tetapi Singapura terus gencar melebarkan sayapnya dengan mengintegrasikan pasar yang ada sehingga nilai perdagangan terutama ekspor Singapura jika dibandingkan dengan output ekonominya jauh lebih besar.
Di atas kertas Singapura memang 'penguasa' modal dan perdagangan barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Resesi, Singapura 'Juara Bertahan' Investasi di RI