Kabar Baik dari Arab, Operasi Empedu Raja Salman Sukses

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 July 2020 20:30
Pertemuan Jokowi dan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (14/4/2019). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Pertemuan Jokowi dan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (14/4/2019). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Salman bin Abdulaziz telah menjalani operasi mengangkat kantung empedunya. Operasi tersebut dinyatakan berhasil.

Raja Salman masih akan berada di Rumah Sakit sampai beberapa waktu ke depan. Demikian dilaporkan Kantor Berita SPA yang dikutip dari Reuters, Kamis (23/7/2020).

Raja Salman, memang tengah menderita radang kantung empedu dan dirawat sejak Senin lalu. Ia sempat memimpin rapat kabinet melalui video di rumah sakit di Ibu Kota Riyadh pada Selasa kemarin.

Raja Salman yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Gubernur Riyadh selama 50 tahun.

Pertemuan Jokowi dan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (14/4/2019). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)Foto: Pertemuan Jokowi dan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (14/4/2019). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi mendoakan kesembuhan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz yang kini sedang sakit. Jokowi di akun Twitter resminya, dengan berbahasa Inggris menyampaikan pesan doa agar Raja Salman diberikan kesehatan.

"Wishing good health for His Majesty King Salman bin Abdul Aziz, Custodian of the Two Holy Mosques. May Allah rewards His Majesty with much blessings," kata Jokowi dikutip dalam akun Twitternya, Kamis (23/7).

Arab sempat ramai diberitakan karena akan menjual aset-asetnya untuk menutupi kas negara yang habis.

Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan menyebut Pemerintah Arab Saudi bakal menjual aset yang dimilikinya di sektor-sektor yang sebelumnya tidak dipertimbangkan untuk diprivatisasi, di antaranya adalah sektor kesehatan dan pendidikan.

Sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada Rabu (22/7/2020), Mohammed al-Jadaan menyebut sektor yang diprivatisasi setidaknya bakal meraup US$ 50 miliar (Rp 730,1 triliun, asumsi Rp 14.602/US$) dalam 5 tahun ke depan.

Meskipun hal ini baru diumumkan kembali saat Arab Saudi tengah mengalami resesi yang tajam akibat pandemi virus Covid-19, namun sejak awal tahun 2018, salah satu negara di Timur Tengah tersebut memang sudah berniat menjual asetnya untuk memperkuat kas negara.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Salman Larang Keras Warga Ini Masuk Saudi, RI Juga!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular