
Ada Pabrik Kelas Dunia, Subang Banyak Lulusan SD, Sudah Siap?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bupati Subang Ruhimat mengaku siap menjalankan arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam memilih partner pengusaha lokal bagi investor asing yang akan masuk ke wilayahnya. Arahan tersebut tidak lepas dari masuknya investor asal Taiwan yakni PT Meiloon Technology Indonesia ke salah satu kawasan di Subang, yakni kawasan industri Taifa Industrial Park.
Meiloon merupakan produsen speaker asal Taiwan yang merelokasi pabriknya di Suzhou, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke Subang, Jawa Barat. Nilai investasi dari relokasi tersebut sebesar US$90 juta dan akan menyerap kurang lebih 8.000 tenaga kerja di Indonesia. Hasil produksi nantinya akan diekspor 100%. MTI merupakan anak perusahaan dari Meiloon di Taiwan yang telah berdiri sejak tahun 1973 dan telah terdaftar di bursa Taiwan Stock Exchange sejak tahun 2001.
"Kami ingin pengusaha-pengusaha yang ada di wilayah ini, seperti disampaikan pak gubernur itu permohonan kami, supaya ya sesuaikan saja kemampuan. Mohon maaf, justru mereka orang (pengusaha) sini banyak yang mempekerjakan (pekerja) di kota. Tapi kalau ditunjuk orang-orang pengusaha kota, mohon maaf dalam hal ini tolong pertimbangkan," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/07/2020).
Kekhawatiran direbutnya kue besar di daerah oleh pengusaha ibu kota sangat wajar. Ruhimat takut jika banyak pekerja yang terserap justru bukan berasal dari wilayah Subang. Begitu pun dengan kemampuan pelaku usaha lokal untuk bersaing kian kecil, karena persoalan sumber daya manusia (SDM).
Berdasarkan data BPS tahun 2013 lalu, jumlah tamatan SD di Kabupaten Yakni berjumlah 37,75% dengan jumlah 262.497 angkatan kerja. Angka tersebut Jauh lebih tinggi dibanding lulusan SMA yang hanya 14,32% dengan jumlah 99.596 angkatan kerja. Apalagi jika dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi yang hanya 2,63% atau berjumlah 18.292 angkatan kerja.
Namun, dari sisi pemerintah, tentu perlu kejelasan regulasi agar para pengusaha lokal tidak saling sikut dalam merebutkan 'kue' yang ada. Karenanya, Ruhimat menyebut sudah menyiapkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi penengah. Yang perlu digarisbawahi, sistem penunjukan langsung bisa diminimalisir karena berpotensi adanya gratifikasi atau nepotisme.
"Supaya masing-masing nggak egois. Tentu nanti BUMD meng-cover dari seluruh pengusaha. Misal bidang konstruksi itu dengan BUMD. Dia yang kerjasama dengan Meiloon atau PT dari Taiwan. Untuk jalin filter BUMD," jelasnya.
Meski demikian, keputusan akhir pemilihan partner akan kembali pada masing-masing investor.
"Kami hanya setujui, sodorkan, rekomendasikan. Yang tentukan mumpuni kembali pada owner (pemilik perusahaan), bukan pemerintah yang mau bayar. Tinggal owner menyatakan mumpuni apa nggak," sebut Ruhimat.
Sebelumnya, pada groundbreaking atau peletakan batu pertama PT Meiloon Technology Indonesia, Ridwan Kamil memiliki pesan khusus yang diberikan kepada Bupati Subang Ruhimat. Emil meminta Bupati untuk mencarikan partner pendukung dari pelaku usaha lokal, namun tetap selektif. Karena sudah menyangkut kepercayaan dari penanam modal.
"Tugas Pak Bupati angkat kapasitas, jangan kasih partner lokal yang nggak bisa kerja. Ini kan kelasnya Taiwan, orang Taiwan itu disiplin," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SDM Banyak Lulusan SD, Subang Jadi Lokasi Pabrik Kelas Dunia