Chatib Basri Buka-bukaan Pulihkan Ekonomi RI Tak Mudah

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 July 2020 10:12
M Chatib basri Foto: Detikcom/ Ari Saputra
Foto: M Chatib basri Foto: Detikcom/ Ari Saputra

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri menegaskan bahwa pembukaan kembali aktivitas perekonomian di tengah pandemi Covid-19 sama sekali tidak memberikan jaminan ekonomi akan pulih seperti semula.

Hal tersebut dikemukakan Chatib Basri, saat berbincang dengan CNBC Indonesia, seperti dikutip Sabtu (18/7/2020). Menurut Chatib, tidak ada jaminan pasti ekonomi akan pulih dengan sendirinya ketika aktivitas kembali dibuka secara normal.

"Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada jaminan reopening akan membuat ekonomi pulih dan recover. Reopening belum tentu membuat ekonomi recover," kata Chatib.

Lantas, apa alasan Chatib Basri berbicara demikian?



"Saya contohkan misalnya pesawat. Karena sosial distancing, dia harus terapkan protokol. Karena ada maksimum passenger 50%. Padahal bensin sama, crew sama, biaya airport sama. Pesawat terbang dengan 50% penumpang, dia gak break-even," katanya.

"Kalau bioskop dibuka, penonton 50% dia haru bayar AC sama, film sama, nggak akan tertutup. Ekonomi memang akan recover, tapi belum akan pulih sepenuhnya," katanya.

Chatib lantas mengutip pernyataan yang disampaikan Bank Dunia beberapa waktu lalu, bahwa aktivitas perekonomian harus kembali berjalan pada Agustus. Namun, upaya membalikkan perekonomian harus diakui tidak semudah membaikkan telapak tangan.

Chatib Basri: Reopening Tak Jamin Pemulihan Ekonomi Secara Penuh (CNBC Indonesia TV)Foto: Chatib Basri: Reopening Tak Jamin Pemulihan Ekonomi Secara Penuh (CNBC Indonesia TV)
Chatib Basri: Reopening Tak Jamin Pemulihan Ekonomi Secara Penuh (CNBC Indonesia TV)



"Bu Sri Mulyani saya dengar bicara mudah-mudahan di kuartal ketiga sudah positif atau nol persen, slidely above zero. Situasi ini walaupun ada rock the bottom, akan terjadi pemulihan dengan waktu yang panjang," katanya.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali berbicara mengenai ancaman resesi yang terjadi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya menghadapi krisis kesehatan karena pandemi corona, juga krisis ekonomi.

Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 mencatatkan minus. Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi akan jatuh di -4,3%, sebuah angka memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya saat corona muncul di China akhir tahun lalu.

Pemerintah pun mulai bersikap realistis terhadap prospek perekonomian ke depan dengan situasi saat ini. Namun, kepala negara masih melihat ada secercah harapan bagi Indonesia untuk keluar dari situasi sulit ini, yaitu di kuartal III.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan & Skenario Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2021, Percaya??

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular