Bank Dunia: Apabila Ada PSBB Lagi, PDB RI Bisa Minus 2%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 July 2020 12:14
Bank Dunia
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (The World Bank) memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini tidak tumbuh atau 0%. Namun, apabila Indonesia kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terkontraksi, minus 2%.

Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan ekonomi global yang diperkirakan minus 5,2% pada 2020, tapi Indonesia masih berisiko masuk jurang resesi.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengatakan, kontraksi ekonomi global yang terkontraksi hingga 5,25% dalam PDB, mencerminkan resesi global terparah sejak Perang Dunia II dan hampir tiga kali lebih parah dari resesi global pada 2009.

Bank Dunia memproyeksikan untuk kawasan Asia dan Pasifik, pada 2020 ekonomi terkontraksi lebih dalam, yakni hampir 6%, mengingat sebagian negara harus melakukan pembatasan wilayah atau lockdown sebagai upaya pencegahan penularan covid-19.

"Untuk Indonesia, kami prediksikan pertumbuhan ekonomi akan turun cukup signifikan. Forecast 0% pada tahun ini," ujar Kahnoken dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/7/2020).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh 0% pada tahun ini, kata dia berdasarkan pada tiga hal. Yakni karena terkena dampak dari kontraksi ekonomi global, Indonesia membuka kembali aktivitas ekonomi pada Agustus, dan tidak ada gelombang kedua dari pandemi.

Jika ketiga asumsi yang digunakan itu berubah, maka kata Kahkonen, maka proyeksi pertumbuhan ekonomi pun bisa berubah. Jauh lebih dalam kontraksinya, atau mencapai minus 2%.

Pada kesempatan yang sama, Lead Economist World Bank Indonesia Frederico Gil Sander mengatakan proyeksi ekonomi Indonesia yang tidak tumbuh ini, bergantung dari asumsi yang digunakan, yakni adanya relaksasi dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Jadi apabila kita gunakan asumsi di mana kontraksi ekonomi akan jadi lebih ketat dan pembatasan pergerakan akan kembali lagi, maka pertumbuhan ekonomi bisa capai minus 2% pada 2020," jelas Frederico.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hasil Inspeksi IMF: Indonesia Bangkit!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular