
Penyaluran Kredit Melambat, Suku Bunga Kredit Susah Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dalam rilis survei terbarunya menyebutkan pertumbuhan kredit tahun 2020 diperkirakan melambat akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dalam Survei Perbankan Bank Indonesia (SPBI) pada kuartal kedua tahun 2020 permintaan terhadap seluruh jenis kredit mengalami penurunan. Penurunan paling tajam dialami oleh kredit investasi.
Responden memperkirakan pertumbuhan kredit akan membaik pada kuartal ketiga tahun ini. Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit pada kuartal ketiga adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.
kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan III-2020 diprakirakan lebih longgar. Aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar pada kuartal ketiga diantaranya yaitu plafon kredit, agunan, dan jangka waktu kredit.
Di sisi lain, premi kredit berisiko dan perjanjian kredit diprakirakan lebih ketat pada kuartal ketiga nantinya.
Responden yang disurvei oleh BI memperkirakan tingkat pertumbuhan kredit secara keseluruhan di tahun ini berada di angka 2,5%. Angka ini menurun dari perkiraan sebelumnya yang berada di 9,4% (saat survei di kuartal IV-2019) dan 5,5% (saat survei di kuartal I-2020).
Pandemi Covid-19 membuat aktivitas ekonomi Tanah Air terganggu. Bank sebagai institusi keuangan yang cenderung memiliki karakteristik prosklikal cenderung mengerem penyaluran kredit saat ekonomi sedang memburuk seperti sekarang ini.
Melihat kondisi ekonomi yang tertekan BI selaku otoritas moneter Tanah Air mengambil kebijakan moneter yang akomodatif dengan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) sepanjang tahun ini.
Terakhir dalam press rilis menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Perry Warjiyo mengumumkan suku bunga acuan Bi 7 Day Reverse Repo Rate dipangkas lagi sebesar 25 bps menjadi 4,25% pada 18 Juni lalu.
Tak sampai di situ BI juga melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) agar likuiditas perbankan di tengah pandemi tetap terjaga. Namun meski BI sudah memangkas suku bunga secara agresif, suku bunga kredit perbankan masih belum turun dengan kecepatan yang sama.
Untuk kredit modal kerja (KMK) pada kuartal IV-2019 rata-ratanya berada di 11,37% kemudian di kuartal II-2020 berada di 10,8%. Artinya ada penurunan 57 bps. Rata-rata kredit investasi (KI) pada kuartal IV-2019 tercatat sebesar 11,39% dan 10,81% pada kuartal kedua tahun ini, artinya penurunan suku bunga kredit tercatat sebesar 58 bps.
Untuk rata-rata suku bunga kredit konsumsi (KK) mengalami penurunan yang paling rendah, hanya sebesar 8 bps saja pada periode yang sama.
Melihat kondisi ini, artinya kebijakan moneter suku bunga acuan belum ditransmisikan dengan kecepatan yang sama dengan suku bunga kredit di institusi perbankan Tanah Air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma 6, Ada 4 Uang Lagi Bakal Tak Laku Ditukar