Suasana Laut China Selatan Kian Memanas, Ini Respons Wamenhan

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 July 2020 14:49
FILE PHOTO: Chinese dredging vessels are purportedly seen in the waters around Fiery Cross Reef in the disputed Spratly Islands in the South China Sea in this still image from video taken by a P-8A Poseidon surveillance aircraft provided by the United States Navy May 21, 2015. U.S. Navy/Handout via Reuters/File Photo ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. EDITORIAL USE ONLY
Foto: Ilustrasi di Laut China Selatan (U.S. Navy/Handout via Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suasana diĀ Laut China Selatan beberapa waktu belakangan kembali memanas. Ini setelah Amerika Serikat (AS) dan China terus unjuk kekuatan di kawasan tersebut.

Dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/2020), Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono buka suara terkait hal tersebut.

"Kan orang kalau meributkan soal wilayah kayak Laut China Selatan kan pasti ada nilai ekonomi dari situ. Selalu yang dekat mau itu," kata Trenggono.

Dia memberikan contoh, motivasi serupa juga kerap terjadi dalam sejumlah kasus. Dikatakan, ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau Sipadan dan Ligitan beberapa tahun lalu, juga disebabkan adanya 'harta karun' di kawasan tersebut.



"Kayak dulu Sipadan-Ligitan, kita kalah, itu di bawahnya ada minyak. Sama saja dengan Papua. Dalam teori Fourth Generation Warfare itu ada kegiatan sporadis, kelompok kecil-kecil tapi dia berjalan panjang gitu. Pokoknya dia kerjaannya ganggu saja," ujar Trenggono.

"Yang kedua ada diplomasi internasional untuk membangun opini, tuh di sana nggak sejahtera, di sana pengennya merdeka. Tujuannya kayak Timtim (Eks provinsi Timor Timur yang kini jadi negara Timor Leste)," lanjutnya.

Kini, ketegangan terjadi di Laut China Selatan yang melibatkan sejumlah negara. Dia menegaskan bahwa Indonesia punya kepentingan mengamankan kawasan Natuna yang terletak tidak jauh dari Laut China Selatan. Dikatakan, laut di sekitar Natuna kaya akan gas dan minyak bumi.

"Semua urusan dagang, urusan ekonomi. Kalau saya, eksplorasi langsung, selesai tuh. Kan sudah jelas zona kita kok," kata Trenggono.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut China Selatan Hari ini: AS 'Jiper' Sama Kekuatan China?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular