
Prabowo Tegas, Sikap RI soal AS-China di Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia -Berita sepekan kemarin dihebohkan dengan makin panasnya China dan Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan (LCS). Kedua negara sama-sama menerjunkan militer di perairan tersebut dan saling tuding "provokator".
China menyiagakan militer di Kepulauan Paracels dan senjata anti pesawat terbang, DF-21D dan DF-26. Sementara AS, mengoperasikan Bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagon unruk melakukan latihan perang.
Kementerian China dan Pentagon pun sama-sama saling adu mulut, melontarkan pernyataan mengecam satu sama lain. Terbaru, setelah Pentagon menyebut China pembuat kawasan tak stabil, Beijing mengeluarkan statemen yang memperingatkan AS dan meminta menghentikan mobilisasi militer ke kawasan.
Tak ayal, hal ini membuat sejumlah pengamat internasional mengatakan friksi keduanya di LCS bisa menyulut konfrontasi langsung. Bahkan dikhawatirkan perang dunia ke-3 bisa terjadi.
Lalu bagaimana sikap RI?
![]() Menteri Pertahanan H. Prabowo Subianto memimpin Upacara Pelantikan, Pengangkatan Sumpah dan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Rabu (15/4) di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jakarta. (twitter @Kemhan_RI) |
Kementerian Pertahanan RI angkat bicara. Indonesia menegaskan tidak akan memihak siapapun jika perang terjadi antar kedua negara.
"Itu merujuk dan berpijak pada konstitusi kita, yaitu terlibat dalam ketertiban umum kemudian ketertiban dunia, kemudian menjaga perdamaian abadi, kemudian menghormati kemerdekaan. Itu posisi kita," jelas Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simajuntak pada CNBC Indonesia dalam wawancara Squawk Box.
"Kemudian kedua, tentu posisi kita juga adalah posisi bebas aktif. Kita kan tidak terkait dengan Pakta Pertahanan manapun. Kita tidak pernah bergabung dengan Pakta Pertahanan manapun sehingga posisi kita tentu adalah menjaga jarak yang sama, kedekatan yang sama, dengan semua negara di dunia."
Meski demikian, ia berujar Indonesia sendiri cukup siaga untuk mengantisipasi jika terjadi konflik. Terutama menjaga NKRI.
"Terkait dengan misalnya makin panasnya Laut China Selatan, untuk menjaga, secara teknis kedaulatan kita tentu angkatan laut, angkatan udara sudah terus berjaga di Laut Natuna. Itu upaya berjaga-jaga. Tapi kemudian posisi kita tentu adalah posisi peace maker," jelasnya.
Menteri Pertahanan (menhan) Prabowo Subianto juga telah secara aktif melakukan komunikasi, baik langsung ataupun via telepon, dengan menhan negara-negara kawasan, seperti Filipina, Malaysia dan Australia. Prabowo juga telah berkomunikasi dengan menhan Amerika, Jepang dan Rusia.
"Terakhir ini masa Covid-19 semuanya beliau telepon, semuanya bicara tentang kita harus menjaga perdamaian. Kenapa? Karena situasi Covid-19," tegasnya.
"Kami pahami sekarang makin panas Laut China Selatan, Australia sudah ikutan, misalnya mengirim kapal perang mereka. Kemudian India dengan China makin panas, kemudian Amerika apalagi dengan China juga makin panas, kemudian negara-negara di kawasan itu semuanya bersiap dan sebagainya."
"Nah yang ingin disampaikan oleh Indonesia melalui Pak Menhan, semuanya harus menjaga diri dan kita di kawasan, Pak Menhan selalu menyatakan jangan sampai kemudian kawasan kita di sekitar Laut China Selatan kemudian jadi battle ground begitu. Yang bertempur negaranya tidak di situ, tapi kemudian itu jadi battle ground kita seperti di Timur Tengah dan sebagainya. Jadi posisi kita tentu adalah posisi peace maker."
LCS menjadi panas pasca China mengklaim 80% wilayah sebagai kawasannya. Ini mengundang friksi dengan banyak negara ASEAN dan melibatkan AS masuk.
LCS memiliki banyak kekayaan alam termasuk cadangan migas yang besar, ikan hingga logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) yang aplikasinya banyak untuk industri hilir berteknologi tinggi. Menurut Council for Foreign Relations (CFR), di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam.
Sementara itu, angkatan Laut Filipina dan India mengaku akan bergabung dengan AS terkait penjagaan laut China Selatan. Inggris dan Australia juga sudah menyatakan hal senada.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal! Prabowo Gandeng Scytalys Bangun Sistem Pertahanan RI
