Internasional

Awas! Ada Pneumonia Jenis Baru Lagi, Mematikan dari Covid-19?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 July 2020 13:28
A patient from France who is seriously ill with the coronavirus is transported from an ambulance plane after landing at Dresden International Airport in Dresden, Germany, Saturday, April 4, 2020. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia.(Robert Michael/dpa via AP)
Foto: Petuas Medis (Robert Michael/dpa via AP)

Jakarta, CNBC IndonesiaKedutaan besar China di Kazakhstan memperingatkan soal penyakit pneumonia baru yang lebih mematikan dari Covid-19 pada Jumat (10/7/2020). Kabar buruk itu disampaikan setelah negara bekas republik Soviet itu melaporkan lonjakan kasus pneumonia yang signifikan sejak Juni.

"Tingkat kematian dari penyakit ini jauh lebih tinggi daripada virus corona baru. Departemen kesehatan negara itu sedang melakukan penelitian komparatif terhadap virus pneumonia itu, tetapi belum mengidentifikasi virusnya," kata kedutaan dalam sebuah peringatan kepada warga China di negara itu.

Meski kedutaan besar China mendefinisikan penyakit itu sebagai "pneumonia yang tidak diketahui", namun pejabat dan media Kazakhstan hanya menyebutnya sebagai pneumonia saja. Tidak ada alasan jelas mengapa kedutaan besar China menyebut penyakit itu sebagai "tidak diketahui", lapor South China Morning Post.

Pengumuman soal penyakit itu disampaikan setelah situs web kedutaan, yang mengutip laporan media lokal, mengabarkan bahwa ada lonjakan yang signifikan dalam kasus pneumonia sejak pertengahan Juni di provinsi Atyrau dan Aktobe dan kota Shymkent.

Shymkent dan ibu kota Atyrau terpisah sejauh 1.500 km, sementara jarak antara ibu kota Atyrau dan Aktobe adalah 330 km.

Menurut Kedutaan China, sejauh ini ada hampir 500 kasus pneumonia di tiga tempat itu. Di mana ada lebih dari 30 orang dalam kondisi kritis.

Secara nasional, ada 1.772 kematian akibat pneumonia di enam bulan pertama tahun ini. Sebanyak 628 di antaranya terjadi pada Juni, termasuk beberapa warga negara China, jelas kedutaan melanjutkan.

"Kedutaan China di Kazakhstan mengingatkan warga negara China di sini untuk mewaspadai situasi dan meningkatkan pencegahan untuk menurunkan risiko infeksi," kata kedutaan dalam pernyataannya.

Di sisi lain, Saule Kisikova, kepala departemen perawatan kesehatan di ibu kota Nur-Sultan, mengatakan ada tiga ratusan orang yang dilaporkan menderita pneumonia setiap harinya. "Sekitar 300 orang yang didiagnosis menderita pneumonia dirawat di rumah sakit setiap hari." katanya kepada kantor berita Kazinform. Badan itu juga mengatakan ada 1.700 kasus pneumonia secara nasional pada Juni, lebih dari dua kali lipat jumlah di bulan yang sama tahun lalu.

Terkait penyebaran COVID-19 di negara itu, pada 16 Maret lalu Kazakhstan telah mengumumkan keadaan darurat untuk mengatasi penyebaran wabah asal Wuhan, China itu. Penguncian (lockdown) itu dicabut pada 11 Mei, tetapi pembatasan dan tindakan karantina telah diberlakukan kembali di beberapa daerah setelah ditemukan lonjakan kasus pneumonia.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev sendiri telah mengatakan secara langsung dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu bahwa situasinya masih serius dan masih terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan.

"Kazakhstan sebenarnya menghadapi gelombang virus corona kedua ditambah dengan kenaikan besar dalam kasus pneumonia," katanya, menurut kantor berita Rusia Tass.

Kedutaan China mengatakan bahwa jumlah kasus COVID-19 di Kazakhstan telah mencapai 49.683 kasus dengan 264 kematian pada Selasa.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kazakhstan Memanas, Pemerintah Minta WNI Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular