Warning WHO, Covid-19 Masih Tak Terkendali

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 July 2020 10:05
WHO: Covid-19 Masih Merajalela
Foto: WHO: Covid-19 Masih Merajalela

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jika virus corona (Covid-19) belum dapat terkendali di sebagian besar dunia.

"Virus ini (sebenarnya) dapat dikendalikan ... Tetapi di sebagian besar dunia, virus tidak terkendali; semakin buruk." katanya dalam sambutan pembukaan pengarahan misi negara-negara anggota di Jenewa, Kamis (9/7/2020), dikutip dari CNBC Internasional.

Tedros melanjutkan jika pandemi masih meningkat, dengan total kasus melonjak dua kali lipat dalam enam minggu terakhir.

Kini sudah ada total 12.377.567 kasus terinfeksi, dengan 556.561 kematian, dan 7.181.188 orang berhasil sembuh, menurut data Worldometers. Lebih dari setengah kasus dunia diidentifikasi di Amerika Serikat, menurut laporan situasi terbaru WHO.

Banyak negara yang berhasil mencegah wabah lebih besar dengan menguji virus secara luas, melakukan pelacakan kontak, dan mengisolasi orang-orang yang terpapar. Namun, kata Tedros, tidak sedikit negara-negara baik miskin dan kaya yang goyah akibat pandemi ini.

"Virus ini telah mengubah sistem kesehatan di beberapa negara terkaya di dunia, sementara beberapa negara yang telah melakukan respons yang berhasil adalah cara yang sederhana," katanya.

Pernyataan Tedros muncul beberapa hari setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyerahkan pemberitahuannya kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk menarik diri dari WHO.

Pemberitahuan untuk menarik diri ini hanyalah langkah pertama dalam proses selama setahun yang akan bergantung pada beberapa faktor di luar kendali Trump, termasuk kerja sama dari Kongres dan apakah ia akan terpilih kembali pada bulan November.

Trump sering mengkritik manajemen WHO terhadap respon global terhadap pandemi di tengah pengawasan atas respons AS, sebab Negeri Paman Sam tersebut memiliki jumlah terjangkit Covid-19 terbesar di dunia.

Sementara banyak negara sekutunya di Eropa dan di bagian lain berhasil menekan angka kasus baru setiap harinya, dan AS gagal melakukan hal yang sama.

Tedros telah berulang kali membela tanggapan WHO, sebab mereka sudah berusaha memperingatkan banyak negara saat awal munculnya ancaman pandemi, serta membantu mengkoordinasikan upaya penelitian global.

Sementara itu, WHO memberi panduan baru terkait penyebaran corona. Hal ini dilakukan untuk menanggapi laporan dari para peneliti awal pekan ini yang menegaskan bahwa Covid-19 menyebar dari udara.

Sebelumnya ratusan peneliti melayangkan surat terbuka ke WHO. Mereka mengkritik lembaga itu yang mengesampingkan bahwa virus asal Wuhan ini menyebar melalui udara melalui micridroplet yang sangat kecil.

WHO awalnya menekankan bahwa Covid-19 ditularkan lewat air liur, sekresi dan tetesan dari penderita melalui batuk, bersin atau bicara atau permukaan yang terkontaminasi. Sehingga jaga jarak dan cuci tangan lebih ditekankan.

Lembaga ini mengakui ada bukti penularan lewat udara, dalam ruang dengan ventilasi yang buruk. Namun menegaskan perlu ada riset lebih lanjut.

Dalam panduan transmisi terbarunya, WHO setuju bahwa beberapa laporan yang berkaitan dengan kondisi ramai di dalam ruangan memungkinkan adanya transmisi. Misalnya dalam ruangan di mana latihan paduan suara dilakukan, di restoran atau di kelas kebugaran.

Tetapi kembali, WHO mengatakan lebih banyak penelitian harus dibuat. "Sangat dibutuhkan untuk menyelidiki kejadian seperti itu dan menilai signifikansi mereka untuk transmisi COVID-19," kata lembaga itu dikutip Reuters.

Pedoman baru menyarankan orang agar "harus menghindari keramaian" dan "memastikan ventilasi yang baik di gedung". Masker juga wajib dipakai. Menurut salah seorang peneliti yang ikut menandatangani surat ke WHO, ini adalah langkah yang benar.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Segera "End"? WHO Bawa Kabar Baik Kasus-Kematian Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular