
Kuat & Sehat, BNI Life Catatkan RBC 779% di Mei 2020

CNBC Indonesia- PT BNI Life Insurance mencatatkan risk based capital (RBC) sebesar 779% pada Mei 2020, angka ini melampaui batas minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan minimal 120%. Capaian ini pun menjadi optimisme BNI Life dalam menyusun strategi di tengah volatilitas pasar.
"Kami melakukan antisipasi dengan melakukan beberapa strategi dalam menghadapi kondisi pasar yang belum stabil, antara lain dengan melakukan monitoring atas pergerakan portofolio secara berkala dan mengurangi portofolio dengan volatilitas tinggi," kata Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan dalam siaran resminya, Selasa (30/06/2020).
BNI Life pun menambahkan portofolio di fixed income (obligasi negara) dengan selektid dan menambah kas. Menurut Eben langkah ini dilakukan agar BNI Life memiliki portofolio yang sehat dalam menjaga likuditas.
Strategi ini membuat BNI Life membukukan penurunan yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industri. Data AAJI pada kuartal I-2020 mencatatkan industri asuransi jiwa membukukan hasil investasi turun hingga 450,8% atau sebesar Rp. 47,05 Triliun Rupiah, termasuk BNI Life negatif 6,09% (Unrealise) lebih kecil dibandingkan dengan industri.
Pasalnya, pandemi COVID-19 membuat guncangan di perekonomian global termasuk di Indonesia. Gangguan ini dirasakan oleh pasar modal, dan merembet pada harga mark to market obligasi. Hal ini pun mempengaruhi kinerja produk asuransi unit link pada industri asuransi lainnya yang memiliki produk unitlink.
Ke depannya, BNI Life juga berharap pada kekuatan tenaga pemasar yang tersebar di seluruh cabang BNI dan agency yang ada di seluruh Indonesia sebagai penopang bisnis. Selain itu Eben mengatakan akan melakukan monitoring tega pemasar dengan menggunakan media teleconference.
BNI Life juga memiliki program spesial "BNI Life Peduli Corona" untuk nasabah yang membeli produk BNI Life Plan Multi Protection dengan uang pertanggungan Rp 1 Miliar. Selain itu dilakukan shifting dan social distancing untuk telemarketer dan fokus melakukan penjualan di daerah yang masih zona hijau, dengan penjualan produk tradisional.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB