Keresahan Khofifah: Penularan Corona di Jatim Luar Biasa

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 June 2020 15:31
Pengarahan Presiden RI Terkait Penanganan Covid-19 di Jawa Timur, Surabaya. Biro Pers Sekretariat Presiden
Foto: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (BPMI Setpres RI)

Surabaya, CNBC Indonesia - Penambahan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Hal itu disampaikan disampaikan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, secara langsung pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).

"Pak Presiden, kami laporkan percepatan penambahan pasien positif di Jatim yang luar biasa. Di dunia ini dari 4 juta jadi 8 juta dalam waktu 17 hari. Di Indonesia 20 ribu menjadi 40 ribu selama 28 hari dan di Jawa Timur dari 4.000 menjadi 8.000 dalam waktu 14 hari," kata Khofifah kepada Jokowi seperti dikutip Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur.

"Ada percepatan penularan yang luar biasa. Tentu kami sangat membutuhkan banyak energi yang bisa kita maksimalkan, bagaimana kemudian kita menurunkan seluruh cepatnya penularan ini," ujarnya.

Pengarahan Presiden RI Terkait Penanganan Covid-19 di Jawa Timur, Surabaya. Biro Pers Sekretariat PresidenFoto: Presiden Joko Widodo (BPMI Setpres RI)



Khofifah mengaku telah melakukan banyak hal untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, termasuk saat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Surabaya Raya selama tiga tahap. Saat itu, ia mengaku sempat optimistis kasus Covid-19 di Jatim akan turun. Hal ini melihat dari rate of transmission (RT) atau rasio penukaran di Jatim yang sempat turun di bawah angka 1.

"Izin Pak Presiden, kami sempat mendapatkan kebahagiaan ketika tanggal 9 Juni sebetulnya Rate of transmission di Jawa Timur sudah 0,86 persen. Tapi kemudian ada kenaikan kembali pada tanggal 24 Juni kemarin menjadi 1,08 persen," ungkapnya.

Eks menteri sosial itu mengatakan, wilayah Surabaya Raya, Rate of Transmission-nya sudah sempat di bawah 1 sampai dengan 6 hari. Surabaya juga di bawah 1 sempat 6 hari. Sidoarjo di bawah 1 sempat 8 hari. Gresik di bawah 1 sempat 6 hari.

"Hari itu kami sudah merasa bahwa kita tunggu sebentar lagi 8 hari lagi, terus kita sudah siap new normal. Tetapi kemudian imbauan kami pada saat lebaran supaya silaturahim secara virtual dan seterusnya, itu tidak mudah untuk mengajak masyarakat halal bihalalnya nanti secara digital saja. Ternyata dianggap kurang afdol," ujar Khofifah.

Ia juga memaparkan temuan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), terkait tingkat kepatuhan masyarakat yang rendah. Tercatat untuk kepatuhan masyarakat di Surabaya Raya di tempat ibadah, ada 70 persen yang tidak menggunakan masker, dan ada 84 persen tidak melakukan physical distancing.

Tak hanya di tempat ibadah, Khofifah menyebut di pasar tradisional jumlah masyarakat yang tidak menggunakan masker meningkat hingga 84 persen. Hal ini juga terjadi di tempat nongkrong, di mana ada 88 persen tak menggunakan masker.

Pasar tradisional 92,8 persen buka, 84 persen tidak menggunakan masker, dan 89 persen tidak physical distancing. Sedangkan tempat cangkrukan seperti warung, tercatat 88 persen pengunjung tidak menggunakan masker dan 89 persen tidak physical distancing.



Setelah mendengar paparan itu, Jokowi memberikan sejumlah peringatan. Tidak hanya ke para stake holder di Jatim, melainkan juga di Indonesia.

"Pertama, saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang samna bahwa kita sedang menghadapi krisis kesehatan dan sekaligus ekonomi. Perasaan harus sama. Jangan sampai ada perasaan kita normal-normal saja. Berbahaya sekali," katanya.

Menurut Jokowi, permasalahan ini tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga 215 negara lain di dunia.

"Sekali lagi saya minta kita memiliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang pada posisi krisis kesehatan dan ditambah ekonomi. Sehingga kita mengajak masyarakat agar memikiki perasaan yang sama, kita memilik sebuah masalah, yaitu Covid-19.

Jangan sampai, lanjut Jokowi, ada masyarakat yang memiiliki perasaan yang normal-normal saja sehingga melanggar protokol kesehatan. Mulai dari pergi tidak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis kegiatan, dan masih berkerumun dalam kerumunan yang tidak perlu.

"Ini yang terus kita ingatkan," kata Jokowi.


Tidak lupa, eks gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada mereka yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Mulai dari Khofifah hingga aparat keamanan yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Soal Ramalan IMF: Krisis Ekonomi Global Nyata!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular