
Parah, AS Sebut Terserah Israel Bila Mau Caplok Palestina

Jakarta, CNCB Indonesia - Ketegangan di kawasan Israel-Palestina nampaknya akan terus terjadi. Apalagi kalau bukan soal aneksasi atau penggabungan wilayah Palestina ke dalam teritori Israel.
Terbaru, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo bahkan menyerahkan sepenuhnya keinginan aneksasi itu ke Israel. Lampu hijau itu diberikan AS di tengah kritik luas yang diberikan global pada negara Yahudi tersebut.
"Keputusan tentang Israel yang memperluas kedaulatan adalah keputusan yang harus dibuat oleh Israel," ujarnya kepada wartawan saat berbicara Rabu (24/6/2020) di depan wartawan, sebagaimana dilaporkan AFP.
Pernyataannya ini diutarakan sesaat setelah PBB, Liga Arab dan Dewan Keamanan PBB menyerukan Israel untuk membatalkan pencaplokan bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Tepi Barat merupakan area Palestina.
Ia pun mengklaim negara Teluk mendukung apa yang direncanakan Presiden AS Donald Trump sejak Januari tersebut. Bahkan, ia menyesalkan penolakan Palestina.
"Saya hanya menyesal bahwa Otoritas Palestina menolak berpartisipasi," kata Pompeo.
Awal 2020, presiden ke-45 AS itu membuat resolusi konflik Israel-Palestina dengan membuat peta baru negara Palestina. Trump pun mengumbar solusi yang ia buat untuk daerah yang berkonflik tersebut.
Ada beberapa poin, antara lain Yerussalem dijadikan sebagai ibu kota Israel. Selain itu, Israel akan mempertahankan Lembah Yordan dan semua permukiman Israel di Tepi Barat seluas mungkin.
Ini juga mencakup 15 permukiman terisolasi, yang nantinya akan menjadi bagian dari negara Palestina. Dalam pemukiman-pemukiman itu, Israel tidak boleh membangun apapun.
Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan memiliki akses ke pemukiman yang terisolasi itu. Israel akan mengendalikan keamanan dari Sungai Jordan hingga Laut Mediterania.
IDF tidak diharuskan untuk meninggalkan Tepi Barat. Tidak akan ada perubahan pada pendekatan Israel ke Yudea dan Samaria.
Konflik antara Israel dan Palestina dimulai sejak 1948. Dari saat itu hingga kini, kedua negara tersebut kerap berkonflik dan tak jarang saling serang senjata satu sama lain.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skenario Trump-Israel untuk Palestina
