Ekonomi RI Bangkit Kuartal III, Tapi 2020 Tumbuh Seadanya

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 June 2020 11:56
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi yang merebak di berbagai penjuru akibat virus corona telah memicu ekonomi global mengalami kontraksi. Bank Indonesia (BI) menilai dampak penyebaran wabah secara global dan di dalam negeri berdampak besar terhadap ekonomi domestik. Namun BI memandang ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh minimalis.

Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, sampai dengan hari ini sudah ada lebih dari 9 juta orang di dunia yang terinfeksi oleh virus ganas yang awalnya muncul di Wuhan, China bagian tengah.

Untuk membatasi penyebaran virus yang makin meluas, berbagai negara di dunia banyak yang mengikuti langkah China dengan menerapkan karantina wilayah (lockdown). Pembatasan mobilitas publik yang ketat ini menimbulkan serangkaian konsekuensi bagi perekonomian.

Dampak yang ditimbulkan dari hampir terhentinya aktivitas ekonomi dirasakan di dua sisi baik suplai melalui disrupsi rantai pasok dan permintaan sebagai akibat dari penurunan pendapatan yang menggerus daya beli.

Melihat fenomena global ini BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di angka minus 2,2% pada 2020 dan diperkirakan meningkat 5,2% di tahun berikutnya. Perkiraan tersebut sejalan dengan proyeksi IMF dan konsensus pasar. 

Proyeksi Ekonomi GlobalProyeksi Ekonomi Global

Pembatasan mobilitas publik juga dilakukan di Indonesia. Memasuki awal April banyak wilayah di Tanah Air yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). BI menilai PSBB ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun pada kuartal kedua tahun ini.

Pandemi telah memicu terjadinya kontraksi pada volume perdagangan global. Kegiatan ekspor-impor Indonesia juga ikut terdampak. Ekspor dan impor mengalami kontraksi. Namun seiring dengan relaksasi lockdown di berbagai negara mitra dagang RI, hal ini akan mendongkrak kinerja ekspor Tanah Air di kuartal II-2020.

PSBB juga membuat konsumsi rumah tangga dan investasi mengalami penurunan. Indikator konsumsi masyarakat seperti penjualan ritel mengalami kontraksi yang dalam. Optimisme konsumen dalam memandang perekonomian saat ini tergerus. Bahkan konsumen menjadi pesimis. 

Melihat perkembangan tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun di kisaran 0,9-1,9% pada 2020 sebelum rebound pada 2021 di kisaran 5-6%. BI memandang dengan optimisme konsumen yang terdongkrak serta berbagai stimulus ekonomi yang ditempuh hingga pelonggaran PSBB membuat pemulihan ekonomi Tanah Air mulai menguat pada kuartal ketiga tahun ini.

Di sisi lain, BI juga melihat meski inflasi masih berada di kisaran target serta kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terbaru bulan Juni memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,25%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi BI Meleset Jauh, Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular