
Trump Tunda Sanksi ke China soal Uighur, Damai Dagang Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menangguhkan sanksi terhadap pejabat China soal perlakuan ke Muslim Uighur di Xinjiang.
Ini dilakukan guna melindungi negosiasi perdagangan AS-China yang sudah ditandatangani sejak Januari lalu.
Hal itu disampaikan mantan pengusaha itu di tengah-tengah wawancara dengan sebuah situs berita Axios pada akhir pekan lalu.
"Kami berada di tengah-tengah kesepakatan perdagangan utama," ujar Trump dalam wawancara sebagaimana dikutip oleh AFP, Senin (22/6/2020).
"Saya membuat banyak potensi pembelian senilai US$ 250 miliar ... mereka banyak membeli, mungkin kamu sudah melihatnya," tambah Trump.
"Ketika Anda berada di tengah-tengah negosiasi dan kemudian tiba-tiba Anda mulai menjatuhkan sanksi tambahan? Kami telah melakukan banyak hal."
Sebelumnya penerapan sanksi ke China soal Uighur sudah menggema sejak awal Juni, saat RUU Muslim Uighur sudah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat AS bulan lalu dan tinggal menunggu tanda tangan Trump.
UU itu akan memungkinkan AS untuk menjatuhkan berbagai hukuman, seperti pembekuan aset-aset yang ada di AS, pada pejabat China, yang dianggap melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM).
Isu penindasan kaum Uighur dan kelompok minoritas lainnya oleh China di provinsi Xinjiang telah menjadi bahasan hangat sejak lama. PBB memperkirakan ada lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di kamp-kamp di provinsi tersebut.
Namun, China telah menentang tuduhan tersebut. Penolakan bahkan telah ditegaskan oleh kedutaan besar China di Washington.
China mengatakan bahwa RUU tersebut secara terang-terangan menghidupkan tindakan kontraterorisme dan deradikalisasi atas China. Hal tersebut juga merupakan tindakan mencampuri urusan dalam negeri China, yang sangat disesalkan dan ditentang negara, katanya.
"Kami mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya, berhenti menggunakan isu-isu terkait Xinjiang untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri China dan menahan diri untuk melangkah lebih jauh ke jalan yang salah," tambah kedutaan China ketika itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! DPR AS Memakzulkan Trump Jelang Lengser
