
Sri Mulyani Soal Asumsi 2021: Dolar Bisa ke Rp 15.300/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi posisi nilai tukar rupiah dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF), dari yang sebelumnya Rp Rp14.500-15.500/US$ menjadi Rp 14.900 - Rp 15.300/US$.
"Untuk nilai tukar rupiah, sedikit menguat dari KEM-PPKF yang memang di-susun pada situasi April saat votalitas tinggi. Sekarang kita mengusulkan pada Rp 14.900 - Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS)," ujar Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (22/6/2020).
Sementara, untuk pertumbuhan ekonomi Sri Mulyani menjelaskan asumsinya tidak berubah atau masih pada kisaran 4,5% - 5,5%. Inflasi juga sama yakni pada kisaran 2% - 4%.
"Antisipasi keamanan pangan sudah dipersiapkan. Administered price (harga yang diatur pemerintah) kita jaga hati-hati dalam mencari keseimbangan," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Mantan Direktur Pelaksana bank Dunia itu juga mengusulkan adanya perubahan suku bunga SBN 10 tahun pada kisaran 6,29% - 8,29% sebelumnya ditargetkan sebesar 6,67% - 9,56%. Sementara suku bunga SBN 5 tahunnya sebesar 5,88% sampai 7,88%.
Pengubahan ini, dijelaskan Sri Mulyani lantaran sesuai dengan yg digunakan oleh banyak negara. Awalnya, pemerintah selalu pasang SPN 3 bulan dalam asumsi dasar makro ekonomi.
"Lebih rendah dengan upper end dan lower endnya. Ini seiring dengan perkembangan surat berharga kita yang kita isu pada minggu-minggu terakhir yang menunjukkan signifikan dengan sentimen market yang positif," jelas dia.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani & Perry Warjiyo Luncurkan Rupiah Versi Terbaru