
Relaksasi Lockdown Tak Manjur, Pengangguran AS Masih Tinggi

Berbagai pihak di AS terus berupaya untuk menurunkan angka pengangguran di AS, mulai dari pemerintah hingga bank sentral. Bank sentral AS the Fed saat mengumumkan kebijakan moneter beberapa waktu lalu memberikan proyeksi bahwa tingkat pengangguran di AS berada di 9,3% tahun ini.
The Fed yang punya mandat untuk mendukung terciptanya lapangan pekerjaan yang maksimal mengatakan akan terus menggunakan seluruh daya upaya untuk menyelamatkan perekonomian.
Suku bunga akan ditahan mendekati nol persen dalam waktu yang lama setidaknya hingga 2022. The Fed juga tak hanya fokus pada Wall Street saja, kini juga sudah terjun langsung ke lapangan (sektor riil) dengan memberikan pinjaman hingga US$ 2,3 triliun.
Kebijakan yang paling baru adalah the Fed akan langsung membeli obligasi korporasi melalui indeksasi untuk tenor dan rating tertentu. Tak hanya itu the Fed juga meminta kongress untuk tetap mempertahankan bantuan sosial yang sudah ada.
Perpanjangan tunjangan pengangguran yang memberi tambahan bagi para pekerja US$ 600 dijadwalkan akan berakhir pada Juli. Saat ini, kongres sedang mengerjakan perpanjangan program yang diberlakukan saat pandemi melanda.
Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu mendesak Kongres untuk memperpanjang program tersebut meskipun ia tidak merekomendasikan sesuatu yang spesifik.
Di sisi lain pemerintahan Donald Trump juga dikabarkan akan menggelontorkan anggaran senilai US$ 1 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur biasanya akan menyerap banyak tenaga kerja sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran yang tinggi seperti sekarang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg)[Gambas:Video CNBC]