Akuisisi 2 Perusahaan Tambang, ABM Investama Rogoh Rp 3,5 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
18 June 2020 19:12
Doc.ABM Investama
Foto: doc.ABM Investama

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten energi dan pertambangan batu bara, PT ABM Investama Tbk (ABMM) berencana mengakuisisi dua perusahaan tambang batu bara dengan mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 150 juta hingga US$ 250 juta atau setara Rp 3,5 triliun.

Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga menuturkan, rencananya akuisisi dua perusahaan tambang baru ini akan bersumber dari dana internal dan pinjaman bank.

Rencana akuisisi ini sebetulnya sudah mengemuka sejak lama, pasalnya dalam lima tahun terakhir perseroan melakukan peninjauan terhadap lebih dari 180 perusahaan tambang yang tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur maupun Sumatera. Dengan akuisisi dua perusahaan tambang baru ini, ditargetkan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan volume produksi emiten bersandi ABMM ini.

Menurut Adrian, saat ini, pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan dua bank yang akan memberikan fasilitas pinjaman tersebut dan rencananya, di tahun ini akan ada satu perusahaan yang akan diakuisisi.

"Porsi pinjaman bank lebih banyak, equity dari cash yang ada," kaya Adrian, dalam Konferensi Public Expose PT ABM Investama Tbk (ABMM), Kamis petang (18/6/2020).

Pada tahun ini, ABM Investama juga mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 45 juta yang direvisi dari sebelumnya US$ 90 juta. Belanja modal ini di luar dari alokasi dana yang digunakan untuk mencaplok dua perusahaan tambang baru.

Adrian mengakui, pandemi Covid-19 menyebabkan perseroan harus melakukan pemangkasan belanja modal hampir 50%. Nantinya, dengan alokasi anggaran belanja modal ini akan fokus dipakai untuk meningkatkan volume produksi, biaya maintenance dan perluasan area kerja. Pada tahun ini, perseroan menargetkan volume produksi akan mencapai 12-13 juta ton batu bara.

"Kita tetap minta sebanyak mungkin melakukan penundaan capex untuk spend di waktu yang tepat, karena beberapa operasi tetap butuh capex untuk meningkatkan volume produksi," ungkapnya.

Sepanjang tahun lalu, ABM Investama tercatat membukukan laba bersih sebesar US$ 7,6 juta. Di tengah tren penurunan harga batubara sepanjang 2019, ABMM mencatatkan pendapatan sebesar US$ 592,4 juta.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), ABMM membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 36,25 miliar. Sedangkan sisa laba bersih akan ditambahkan pada laba ditahan untuk pengembangan kegiatan usaha perseroan.


(dru/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krakatau Steel Jadi Masuk Holding Tambang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular