Banyak Tumpang Tindih, Erick Urai Benang Kusut BUMN Pangan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 June 2020 19:13
Infografis/bebersih BUMN Erick ‘Dibeking’ Jenderal, BIN, KPK & Politisi/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/bebersih BUMN Erick ‘Dibeking’ Jenderal, BIN, KPK & Politisi/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengakui saat ini penataan BUMN di klaster pangan masih belum sebaik klaster lainnya, seperti klaster kesehatan dan klaster logistik. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam klaster ini banyak memiliki tumpang tindih bisnis yang harus dipilah-pilah.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya terus mendorong agar perusahaan-perusahaan pelat merah di klaster pangan bisa menjalankan bisnis sesuai dengan penugasannya masing-masing.

"Ini yang kami coba terus terang rapat pangan belum jadi. Belum sebagus farmasi, logistik. Ini masih ada 1-2 poin. BGR [PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)] itu kami fokuskan untuk dukung pangan. Lalu coba sinergikan pupuk perkebunan, pertanian supaya benar-benar mapping-nya pas. Kita juga review juga gimana peran Bulog, PPI, Berdikari jangan tumpang tindih," kata Erick di Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Erick mengharapkan nantinya dengan perubahan yang dilakukan di klaster pangan, perusahaan-perusahaan pelat merah ini akan menjadi tepat sasaran dan memberikan perubahan bagi perekonomian nasional.

"Justru ini yang kami percepat gimana memastikan pupuk-pupuk ini ga salah memberi. Harus pupuk ini kepada titik yang tepat. Bukan anti korporasi, tapi kalau kita subsidi pupuk yang dapat bukan petani, tapi korporasi itu malah berdosa," terang Erick.

Selain itu, Erick juga menargetkan nantinya Indonesia dapat melakukan swasembada gula sehingga mengurangi impor gula.

"Lalu harapkan perubahan kebijakan ke depan bahwa misalnya kalau dilihat apa yang terjadi di impor gula, 3,5 juta untuk gula konsumsi itu kan 3,5 juta. Nah, sekarang kita masih impor 1,5 juta, dari bumn 800 ribu. Kita mau coba bisa ga dengan sinergi pupuk, perkebunan, pertanian, pangan itu kita bisa swasembada gula," imbuhnya.

Diharapkan dengan jumlah lahan 130 ribu hektar dan 140 ribu hektar plasma milik masyarakat maka diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan gula untuk konsumsi.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transformasi BUMN Jadi Pilar Fundamental Perekonomian Nasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular