Malaysia Sampai India Terancam Resesi, RI (Semoga) Aman...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 June 2020 12:18
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Kekuatan utama ekonomi Indonesia terletak di konsumsi domestik, utamanya rumah tangga. Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih separuh dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan jumlah populasi yang tidak kurang dari 270 juta jiwa yang didominasi kelas menengah, Indonesia punya modal besar. Sejauh ini, kecenderungan konsumsi masyarakat masih tinggi, di atas 60% dari pendapatan.

Di sisi lain, ketergantungan Indonesia terhadap ekspor tidak terlampau tinggi. Ekspor menyumbang tidak sampai 15% dari pembentukan PDB nasional.

Dalam kondisi normal, ini menjadi masalah karena membuat ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh tinggi. Namun dalam kondisi yang sangat tidak normal seperti sekarang, negara dengan ketergantungan ekspor yang tinggi justru sangat menderita.

Ambil contoh Singapura. Negeri Singa sangat mengandalkan ekspor dalam pembentukan PDB mereka dengan porsi lebih dari 170%. Singapura adalah negara dengan porsi ekspor terhadap PDB terbesar di dunia.

Ketika permintaan dunia anjlok akibat social distancing, ekspor Singapura terpangkas. Pada Mei 2020, ekssor non-migas Singapura terkontraksi -4,5%. Ini menjadi penurunan paling dalam sejak November tahun lalu.

Ketika Singapura menderita karena ekspor lesu, Indonesia masih mampu bertahan. Kali ini, minimnya ketergantungan Indonesia terhadap ekspor justru menjadi berkah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular