
Tagihan PLN Warga Membengkak, Stafsus Jokowi Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ramai mengenai keluhan masyarakat yang dibebani oleh pembayaran tarif listrik yang lebih mahal daripada saat kondisi normal. Banyak yang menyebut kenaikan pembayaran ini disebabkan karena naiknya tarif listrik oleh PT PLN (Persero).
Staf Khusus Presiden pun angkat bicara mengenai hal ini. Angkie Yudistia memastikan saat ini tidak ada kenaikan tarif listrik seperti yang disampaikan oleh masyarakat.
Naiknya pembayaran listrik ini disinyalir karena konsumsi yang jauh lebih tinggi saat masyarakat lebih sering beraktivitas di rumah.
"Masa pandemi yang mendorong diberlakukannya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menjadikan kegiatan kita lebih intens di rumah dan mengakibatkan penggunaan listrik yang juga turut mengalami peningkatan," kata Anggie dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (13/6/2020).
"Secara teknis, PLN juga telah menjelaskan faktor yang menyebabkan tarif listrik menjadi tinggi selama PSBB. Ada sistem angsuran carry over selama tiga bulan untuk menjaga lonjakan tagihan akibat pemakaian yang lebih banyak dibanding sebelum PSBB."
Sebagai informasi, total pelanggan PLN mencapai 70,4 juta di mana pelanggan pascabayar sebanyak 34,5 juta. Dari 34,5 juta pelanggan itu, terdapat 4,3 juta pelanggan PLN yang mengalami kenaikan tagihan.
Pelanggan yang mengalami kenaikan 20% - 50% jumlahnya mencapai 2,4 juta pelanggan. Sementara pelanggan yang tagihannya mengalami kenaikan di atas 200% hanya dialami 6% dari total pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan.
SEVP Bisnis dan Layanan Pelanggan PLN Setyo Wicaksono mengemukakan telah menyediakan posko pengaduan selain call center PLN 123 bagi pelanggan yang mengeluhkan kenaikan tagihan listrik.
"Jadi kami sediakan posko pengaduan dan call center 123, pelanggan bisa lihat riwayat pelanggan kapan dicatat meter, ada foto data tiap bulan, di situ kami bisa jelaskan," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asyik! Diskon Tarif Listrik Lanjut Hingga Desember 2020