
Kisah Dokter yang Bertugas Pemulasaran Jenazah Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim pemulasaran jenazah RSD Wisma Atlet, dr Reza Ramdhoni mencatat setidaknya sudah 3 jenazah yang ditangani sejak RSD Wisma Atlet resmi dibuka.
Dia bercerita, salah satu jenazah yang diurusnya adalah Wanita berusia 70 tahun yang sempat dirawat di lantai 9. Agar tak banyak pergerakan, pemulasaran dilakukan di ruangan yang sama.
"Tanpa banyak manipulasi dalam artian pergerakan jenazah dan kita temukan jenazah di atas sofa, kita bungkus sesuai protokol lapis demi lapis, dibawa dengan kantong mayat melalui lift," katanya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Menurutnya, protokol dalam pemulasaran jenazah tersebut harus kedap terhadap dunia luar. Sebab cairan yang dihasilkan dari orang yang sudah meninggal tersebut diharapkan tidak mengalir keluar.
"Pertama dengan kantong plastik, desinfektan tak dimandikan. Kemudian dibungkus dengan kafan, kemudian plastik. Sebelum dengan kantong mayat kita tayamumkan bagi yang muslim. Masuk ke kantong jenazah, masuk peti, peti kita wrapping dan desinfektan berkali-kali," terangnya.
Menurutnya, protokol yang dijalankan memang super ketat baik itu untuk petugas yang harus menggunakan APD lengkap, hingga untuk jenazah itu sendiri.
Keluarga menjadi orang yang pertama kali diinformasikan terkait dengan kabar duka ini. Untuk wanita tersebut, saat itu suaminya juga juga dirawat di lantai 30.
"Sebelum menutup peti kita beri kesempatan suami untuk melihat terakhir kali, cukup sedih," ujarnya.
Dengan menjalankan protokol keamanan yang sesuai, diharapkan bisa bekerja dengan maksimal agar tidak tertular. Sebab, meski mengurus jenazah, harus tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri.
"Petugas harus full set APD. Walaupun sudah di wrapping tetap menghindari dan melaksanakan protokol keamanan dan bekerja. Kan kita berinteraksi dengan yang terinfeksi," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Sulap Lapangan Bola Jadi RS Covid-19 Super Lengkap