
OECD: Skenario Terburuk Ekonomi RI Minus 3,9% di 2020

Stimulus fiskal dan moneter pun digelontorkan oleh pemerintah dan bank sentral. Dari sisi fiskal paket stimulus ekonomi senilai Rp 405 triliun diumumkan di akhir Maret lalu.
Stimulus ini dialokasikan untuk memperkuat sektor kesehatan dalam negeri dengan prioritas untuk membeli alat-alat kesehatan penunjang dan insentif pekerja di sektor ini.Bantuan sosial dengan berbagai bentuk seperti kartu pra-kerja, kartu sembako hingga relaksasi pajak dan percepatan restitusi PPN menjadi bagian dari stimulus tersebut.
Dari sisi moneter Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate ke level 4,5%. Tak hanya itu BI juga melonggarkan rasio GWM untuk menambah likuiditas perbankan hingga menambah intensitas pembelian aset-aset keuangan seperti SBN.
Namun sudah 2 bulan lebih berlalu, wabah di Indonesia belum juga mereda. Jumlah kasus infeksi baru masih fluktuatif, malahan kurvanya cenderung melengkung ke atas. Beberapa hari terakhir, jumlah kasus baru di Tanah Air terus mencetak rekor seiring dengan digebernya tes dan pelonggaran PSBB di DKI Jakarta.
Kemarin, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 1.241 orang yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sehingga secara total, jumlah penderita Covid-19 kumulatif di RI mencapai 34.316 orang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi pesan bahwa Indonesia masih perlu waspada. Kepala Negara menegaskan jangan sampai Indonesia mengalami gelombang serangan kedua (second wave outbreak) dari virus corona.
"Jangan sampai terjadi second wave, jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semua," tutur Jokowi.
Lembaga keuangan asal Jepang, Nomura dalam studinya mengatakan Indonesia termasuk ke dalam negara yang sangat berisiko terkena serangan wabah gelombang kedua. Nomura membagi 45 negara menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama merupakan kelompok yang on track menuju fase pemulihan karena pembukaan ekonomi tak menyebabkan lonjakan kasus baru yang signifikan. Kelompok ini dihuni oleh negara-negara seperti Australia, Prancis, Yunani, Italia, Spanyol, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.
Kelompok kedua merupakan mereka yang sudah melonggarkan pembatasan tetapi menunjukkan gejala awal gelombang serangan kedua. Di antaranya adalah Jerman, Malaysia, Filipina, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Nah, Indonesia berada di kelompok ketiga alias kelompok yang paling berisiko terjangkit lagi wabah. Bersama Indonesia ada negara-negara lain yang juga termasuk ke dalam kelompok ini seperti Argentina, Brasil, India, Meksiko, Singapura.
Studi ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti. Namun ancaman ini benar-benar harus dipertimbangkan terutama oleh pemangku kebijakan untuk menjadi referensi dan menavigasi dalam pembuatan aturan ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg)