Internasional

New Normal, Singapura Buka Kembali Perekonomian Bulan Ini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 June 2020 11:10
A man wearing a face mask looks at traditional Chinese medicinal products inside a Chinese medical hall in Singapore’s Chinatown district on Tuesday, May 12, 2020. Singapore has allowed selected businesses such as traditional Chinese medicine medical halls, home-based establishments, food manufacturing, selected food retail outlets, laundry services, traditional barbers and pet supplies to reopen May 12 in a cautious rollback of a two-month partial lockdown to curb the spread of COVID-19 infections in the city-state. (AP Photo / YK Chan)
Foto: Aktivitas warga Singapura di tengan wabah Corona (AP/YK Chan)
Jakarta, CNBC Indonesia - EkonomiĀ Singapura kembali berputar pada Juni ini. Pemerintah membuka aktivitas ekonomi, meski angka pasien terjangkit virus corona (COVID-19) masih tinggi di negara tersebut.

Mulai Selasa (2/6/2020) ini, pemerintah membuat tiga fase pelonggaran. Di fase pertama, beberapa sektor sudah diperbolehkan bekerja dari kantor meskipun beberapa bisnis masih harus memulai pekerjaan dari jarak jauh.

"Pada fase satu, kita akan memiliki 80% ekonomi kita semua kembali ke jalurnya," kata Menteri Perdagangan Chan Chun Sing kepada CNBC Internasional. "Kemudian sektor terakhir yang tersisa adalah ritel dan F&B (makanan dan minuman), yang kami harap akan dibuka kembali pada akhir Juni."

Chan mengatakan pemerintah telah bekerja dengan perusahaan dan pekerja untuk menerapkan protokol kesehatan. Baik di lingkungan kerja, transportasi, untuk membuka ekonomi secara berkelanjutan.

Pemerintah Singapura akan memantau dampak peningkatan aktivitas pada fase pertama. Jika tingkat infeksi komunitas tetap rendah selama minggu-minggu pengawasan, pemerintah akan beralih ke fase kedua.

Sebagaimana diketahui, Singapura memiliki jumlah kasus virus corona terbanyak di ASEAN. Di mana, dari data Worldometers, ada 35.292 kasus, 24 kematian, dan 22.466 pasien berhasil sembuh.

Sebagian besar kasus terjangkit kini dikaitkan dengan kluster infeksi di asrama penampung pekerja asing yang melakukan pekerjaan konstruksi padat karya di negara tersebut.

Chan mengatakan bahwa penularan virus melalui komunitas telah stabil dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi akan membutuhkan waktu lebih lama bagi negara tersebut untuk membersihkan kluster asrama pekerja dan mengidentifikasi semua kasus, termasuk yang tanpa gejala.

Singapura adalah salah satu negara paling awal di luar China yang melaporkan kasus penularan virus ini. Setelah merasa aman dengan angka yang stabil, wabah besar di asrama yang penuh sesak menyebabkan lonjakan kasus infeksi, yang memicu pertanyaan tentang kondisi kehidupan pekerja asing di Singapura.

Dalam situasi tersebut, Chan mengatakan Singapura harus melampaui standar ukuran dan kebersihan asrama. Lingkungan kerja, pencampuran sosial di luar jam kerja juga perlu diperhatikan untuk memastikan kembali bekerja dengan aman, tambahnya.

Chan juga mengatakan langkah-langkah pemulihan yang aman di Singapura dimaksudkan untuk memungkinkan pemerintah memperbesar kluster infeksi tertentu yang mungkin muncul saat ekonomi dibuka kembali.

"Jika sesuatu muncul lagi, kita bisa menutup sektor tertentu itu, mengisolasi masalahnya dan tidak harus menutup seluruh perekonomian lagi," katanya.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Di Luar Ekspektasi, Ekonomi Singapura Q1-2021 Naik 0,2% (YoY)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular