Pengusaha Sebut Mal Dibuka, PHK 300 Ribu Orang Bisa Dicegah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 May 2020 17:08
Pengunjung saat membeli makanan di Mall Summarecon Bekasi, Selasa (26/5). Pantauan CNBC Indonesia Summarecon Mall Bekasi hingga kini masih beroperasi secara terbatas imbas pandemi COVID-19. Hanya toko makanan dan farmasi yang buka di pusat perbelanjaan ini. Namun untuk gerai makanan tidak melayani makan di tempat. Usai Presiden RI Jokowi meninjau  mall Summarecon dalam waktu dekat siap beroperasi secara penuh karena kasus positif virus Corona di wilayah tersebut sudah landai dan dikategorikan zona hijau. Nantinya pengunjung mal bakal dibatasi hanya 50% dari kapasitas normal. Begitu pula dengan gerai-gerai yang ada di dalamnya, kapasitasnya hanya boleh 50% dari kondisi normal. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Pusat Perbelanjaan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan menyebut pemutusan hubungan kerja (PHK) serta merumahkan karyawan bisa direm ketika mal kembali dibuka. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak pegawai mal yang dirumahkan akibat tidak beroperasinya banyak tenant yang ada.

Ia menyambut positif rencana pemerintah yang akan kembali membuka mal. Karena berpotensi menarik karyawan untuk kembali bekerja dengan adanya perputaran uang yang bakal muncul.

"Total pegawai di mal seluruh Indonesia 300 ribuan. Uang yang didapat bisa dibayar ke karyawan, jadi nggak perlu ada PHK, bisa dikurangi. Kemungkinan lay off juga bakal kurang. Kemungkinan dirumahkan juga lebih kecil, jadi saya kira ini menolong buat hindari terlalu banyak PHK," sebutnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/5).

Meski bisa menyetop angka PHK dan kembali menarik pegawai untuk bekerja, namun Stefanus ragu industri mal bisa meraup keuntungan. Pasalnya, kerugian yang timbul selama dua bulan terakhir sudah mencapai Rp 13 triliun dari keseluruhan mal di Indonesia.



Di sisi lain, daya beli masyarakat pun belum sepenuhnya pulih. Alhasil, diperkirkan tenant belum bisa membayar uang sewa seperti sebelum masa pandemi Covid-19, karena perputaran uangnya pun belum pulih.

"Kalau untung, mana bisa untung sih kita. Cuma kita kalau penuh aja hanya bisa break event point (uang produksi sama dengan keuntungan). Sekarang kemampuannya juga belum tentu, tenant-tenant kan kesulitan juga," paparnya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular