Kasus Melonjak, Khofifah Pede Puncak Covid-19 Jatim di Mei

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
29 May 2020 15:48
Gubernur Khofifah (Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Foto: Gubernur Khofifah (Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Persebaran Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) belakangan meningkatkan signifikan. Meski begitu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa optimistis bulan ini jadi puncak pandemi Covid-19 di Jatim.

"Kita berharap bahwa puncaknya mudah-mudahan di bulan Mei ini saja," kata mantan Menteri Sosial era Kabinet Kerja ini, kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/6/20).

Khofifah bilang, saat ini pihaknya juga tengah melakukan maksimalisasi layanan-layanan kesehatan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Sampai hari ini, ia menyebut ada 99 rumah sakit rujukan.

"Ditambah 1 RS darurat atau lapangan, yang maximum kapasitasnya 500 pasien," tuturnya.


Dengan ketersediaan fasilitas kesehatan itu, dia menyerukan agar warga yang terkonfirmasi positif segera ke rumah sakit untuk isolasi. Pasalnya, dia mengaku selama ini banyak warga yang terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri dan tidak efektif menghambat penyebaran virus.

"Kami anjurkan langsung dilayani di RS karena isolasi mandiri tidak semuanya sukses. Karena ada di antara warga masyarakat yang kemudian melakukan isolasi mandiri, yang tidak disupport oleh rumah yang cukup kamarnya dan seterusnya. Akhirnya kemudian Berdampak pada penyebaran seluruh anggota keluarga."

"Fenomena ini cukup banyak kami temukan sehingga kami menganjurkan tolong kalau sudah ada yang terkonfirmasi positif segera dievakuasi," lanjutnya.

Dia menegaskan, masih banyak RS yang kuotanya mencukupi di berbagai kabupaten/kota. Hanya saja, untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo dia mengakui memang kapasitasnya sudah mulai terbatas.

"Tapi di luar itu, saya ambil contoh misalnya kemarin rakor di Malang Raya, Kota Batu itu yang terpakai hanya 20%. Artinya masih cukup banyak bagi yang membutuhkan layanan. Jadi jgn diisolasi di rumah karena banyak di antara mereka yg harus mendapatkan pengawasan, pemantauan dan kontrol yang lebih kontinyu," urainya.


Di sisi lain, dia menyerukan kepada warga untuk tetap konsisten mematuhi protokol kesehatan. Menurutnya, hanya langkah itu yang saat ini bisa ditempuh selama belum ada vaksin bagi Covid-19.

"Kita semua tahu bahwa vaksin Covid-19 belum ditemukan. Maka kami berkali kali menyampaikan vaksin Covid-19 adalah kedisiplinan, yang dilakukan secara kontinyu. Vaksin Covid-19 adalah Kepatuhan yang dilakukan secara konsisten. Vaksin Covid-19 adalah patuhnya kita terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Naik Tinggi, Begini Riwayat Corona di Jatim Sepekan Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular