
Mau Buka Sekolah Lagi, Mas Nadiem? Ini Syarat dari UNICEF
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 May 2020 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Data menunjukkan bahwa virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) lebih mematikan bagi warga lanjut usia. Namun bagi anak muda, dampak virus yang bermula dari Kot Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini juga luar biasa.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah pasien positif corona per 23 Mei 2020 adalah 21.745 orang. Dari jumlah tersebut, 1.351 orang meningga dunia (rasio kematian/mortality rate 6,2%).
Berdasarkan kelompok usia, pasien terbanyak berumur 31-45 tahun (29,2%). Namun dari jumlah pasien yang tutup usia, paling banyak ada di kelompok umur lebih dari atau sama dengan 60 tahun (43,5%).
Begitu pula dengan di negara lain. Di China, misalnya, tingkat kematian akibat virus corona paling tinggi terjadi di kelompok usia di atas 80 tahun (14,8%), disusul oleh kelompok usia 70-79 tahun (8%).
Namun, anak muda tetap menjadi korban pandemi virus corona. Tidak melulu soal kehilangan nyawa, anak muda berisiko kehilangan mengenyam pendidikan yang layak.
Demi mencegah penyebaran virus corona, berbagai negara memberlakukan pembatasan sosial (social distancing). Segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kumpulan manusia dalam jumlah banyak (apalagi di ruangan tertutup) dilarang.
Salah satunya adalah aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Sudah berbulan-bulan siswa harus belajar mandiri di rumah karena sekolah diliburkan.
Meski perkembangan teknologi membuat siswa tetap bisa belajar dari jarak jauh, tetapi menjadi sulit diberlakukan bagi anak-anak usia dini atau anak berkebutuhan khusus. Bagi mereka (dan banyak siswa lainnya), belajar di ruang kelas dengan panduan bapak-ibu guru adalah yang terbaik.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah pasien positif corona per 23 Mei 2020 adalah 21.745 orang. Dari jumlah tersebut, 1.351 orang meningga dunia (rasio kematian/mortality rate 6,2%).
Berdasarkan kelompok usia, pasien terbanyak berumur 31-45 tahun (29,2%). Namun dari jumlah pasien yang tutup usia, paling banyak ada di kelompok umur lebih dari atau sama dengan 60 tahun (43,5%).
Namun, anak muda tetap menjadi korban pandemi virus corona. Tidak melulu soal kehilangan nyawa, anak muda berisiko kehilangan mengenyam pendidikan yang layak.
Demi mencegah penyebaran virus corona, berbagai negara memberlakukan pembatasan sosial (social distancing). Segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kumpulan manusia dalam jumlah banyak (apalagi di ruangan tertutup) dilarang.
Salah satunya adalah aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Sudah berbulan-bulan siswa harus belajar mandiri di rumah karena sekolah diliburkan.
Meski perkembangan teknologi membuat siswa tetap bisa belajar dari jarak jauh, tetapi menjadi sulit diberlakukan bagi anak-anak usia dini atau anak berkebutuhan khusus. Bagi mereka (dan banyak siswa lainnya), belajar di ruang kelas dengan panduan bapak-ibu guru adalah yang terbaik.
Next Page
UNICEF Beri Panduan Pembukaan Sekolah
Pages
Most Popular