Dihantam Covid-19, IPC Tunda Investasi Rp 1 Triliun

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 May 2020 18:48
Bongkar Muat IPC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat IPC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC IndonesiaPT Pelindo II/IPC harus memangkas anggaran investasi sekitar Rp 1 triliun. Sejumlah alokasi yang sedianya bakal dibelanjakan tahun ini, terpaksa ditunda akibat pandemi Covid-19.

Kendati demikian, Direktur Utama IPC, Arif Suhartono, memastikan bahwa investasi untuk proyek-proyek strategis tetap berlanjut. Dia menyebut, beberapa pekerjaan seperti Pelabuhan Kijing, Kalimantan Barat, dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) tak mengalami penundaan.

"Pelabuhan Kijing tetap berjalan. Dua bulan ke depan kami mulai, secara keseluruhan tahun depan," ungkapnya dalam diskusi virtual, Rabu (20/5/20).

Meski tak menunda proyek JTCC, Arif mengaku masih ada sejumlah hambatan pekerjaan proyek itu. Salah satunya adalah mengenai pembebasan lahan, yang menurutnya molor karena situasi pandemi.

"JTCC jalan terus tidak ada masalah, masalah di tanah, pembebasan tanah yang enggak bisa dilakukan virtual conference perlu dilakukan sosialisasi, mediasi harus fisik semua," ujarnya.

Adapun penundaan investasi lebih kepada proyek-proyek yang tidak berdampak langsung kepada pelayanan pelabuhan, seperti renovasi kantor. Penundaan ini meliputi kebutuhan renovasi kantor, baik di pusat maupun cabang.

"Yang besar itu transformasi wajah perusahaan, hampir di semua cabang pelabuhan, pusat ada, cabang ada. Relayouting tadi tidak berkaitan langsung dengan aktivitas proses. Sementara masih bagus. Kami hold dulu," imbuh Arif.



Berdasarkan paparannya, hingga April 2020, IPC memang mencatat penurunan trafik barang pelabuhan yang terkoreksi 5-8%. Sedangkan pada trafik arus penumpang, penurunan yang terjadi cukup dalam yakni mencapai 30,2%.

Arif menyebut, untuk arus petikemas realisasinya sebanyak 2,37 juta teus. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yakni 2,49 juta teus.

"Arus non petikemas terealisasi 18,33 juta ton, turun dibandingkan periode yang saa pada tahun lalu sebesar 20,02 juta ton," tandasnya.

Berikutnya, arus kapal turun ke 62,06 juta GT dari realisasi pada periode yang sama di 2019 68,44 juta GT. Sedangkan, arus penumpang dengan total realisasinya selisih sekitar 30% dari realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni 190,9 ribu orang dari 273,5 ribu orang.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular