Internasional

Panda vs Kanguru, China Ejek Australia Gegara Corona

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 May 2020 15:06
Australian Foreign Minister Julie Bishop, left, shakes hands with Chinese Foreign Minister Wang Yi as she arrives for a meeting at the Ministry of Foreign Affairs in Beijing, Wednesday, Feb. 17, 2016. (Wu Hong/Pool Photo via AP)
Foto: File Photo: Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, kiri, berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. AP/Wu Hong
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib hubungan negeri Kanguru, Australia, dan negeri Panda, China, diujung tanduk. Tensi kedua negara makin tinggi.

Setelah Australia mengatakan bakal melaporkan kenaikan tarif gandumnya oleh China, negeri Xi Jinping kini menyerang balik. Apalagi kalau bukan terkait masalah penyidikan awal mula COVID-19 global.



Australia mengatakan mendapat dukungan internasional, untuk menyelidiki asal usul virus corona (COVID-19) termasuk Majelis Kesehatan Dunia (WHA). Namun hal itu disebut China hanya lelucon.

"Rancangan resolusi COVID-19 oleh WHA sama sekali berbeda dari proposal Australia untuk penyelidikan internasional yang independen," tulis Reuters mengutip juru bicara kedutaan China dalam sebuah balasan email, Selasa (19/4/2020).

"Melihat dari dekat rancangan itu sendiri dapat dengan mudah mencapai kesimpulan seperti itu ... Untuk mengklaim resolusi WHA, pembenaran atas panggilan Australia hanyalah lelucon," katanya dikutip ABC.

Australia adalah negara kedua, setelah Amerika Serikat, yang meminta penyelidikan independen terhadap pandemi global. Permintaan tersebut memicu pertikaian diplomatik dengan China.

Namun dalam pertemuan WHA di Jenewa pada Senin (18/5/2020) malam waktu setempat, Presiden China Xi Jinping justru setuju penyelidikan dilakukan. Asal dibuat WHO dengan objektif.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan negaranya tak akan terjebak dalam politisasi masalah. "Seharusnya ... (kita) menyambut kesepakatan untuk bekerja sama dalam masalah yang penting ini," ujarnya lagi.

Hingga kini, dari data Worldometers, sudah ada 4.894.254 kasus terjangkit secara global. Di mana ada 320,186 kematian dan 1.908.077 kasus pasien berhasil sembuh.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Perang Dagang Makin Panas, China Setop Impor Daging Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular