
Deretan Resep Jitu Dahlan Iskan Perangi Pandemi Covid-19
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 May 2020 10:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengungkap sejumlah kiat memerangi pandemi Covid-19. Kiat itu terutama yang bisa dilakukan pemerintah melalui BUMN. Menurut Dahlan, saatnya BUMN turun gunung demi menyelamatkan perekonomian Indonesia.
"Bidangnya BUMN dalam hal Covid-19 sebaiknya fokus, fokus, dan sekali lagi fokus untuk penyelamatan ekonomi," kata Dahlan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/2020).
Dahlan menekankan pentingnya BUMN menaruh fokus pada penyelamatan ekonomi. Adapun mengenai dampak sosial, serta penanganan kesehatan, biar diurus kementerian/lembaga lainnya.
"Karena negara ini besar sekali, birokrasinya besar sekali. Institusinya juga banyak sekali. Menurut saya perlu bagi-bagi tugas. Siapa yang menyelamatkan manusianya, siapa yang menyelamatkan ekonominya," bebernya.
Kendati begitu, dia mengaku bahwa upaya perusahaan-perusahaan pelat merah juga bakal menemui kesulitan. Menurutnya, memang tidak gampang BUMN menyelamatkan ekonomi karena BUMN sendiri sebagai koorporasi juga tertekan karena adanya Covid-19.
Meski begitu, bukan berarti BUMN tak punya potensi. Dia menuturkan bahwa peranan terbesar saat ini bisa diemban bank-bank pelat merah. Caranya, sebenarnya Dahlan menyebut semua orang sudah tahu. Yakni dengan melakukan reschedule kredit kepada para nasabah.
"Bukan dihapus, bukan dipotong, tetapi pembayaran cicilannya yang ditunda, dan nanti pembayarannya lebih panjang, bunganya diselesaikan apakah dengan perpanjangan tenor atau menggeser bunga sehingga meringankan dunia usaha," tandasnya.
Dia menilai, jumlah bank BUMN cukup besar dan kredit yang dialirkan juga sudah sangat besar. Sehingga, lanjutnya, kalau bidang ini bisa diambil oleh BUMN, maka upaya penyelamatan ekonomi bisa lebih mudah terealisasi.
"Apalagi bisa seperti BRI yang bisa mendapatkan pinjaman baru-baru ini dengan sangat besar dan bunga murah," urainya.
Dahlan bilang, bank-bank lain bisa mengikuti BRI untuk mencari dana sebesar-besarnya dengan bunga semurah-murahnya. Hal ini diperlukan agar reschedule yang diberikan kepada para pengusaha itu tidak membebani bank itu sendiri.
"Bahkan kalau bisa masih tetap menyalurkan kredit untuk pengusaha pengusaha tertentu. Misalnya pengusaha yang mampu ekspor," bebernya.
Dahlan memberikan contoh mengenai krisis global yang terjadi pada 2008. Saat itu, Dahlan menjelaskan bahwa asing nyaris menguasai semua bank Indonesia. Untungnya, menurut Dahlan bank BUMN ambil peran sehingga perbankan Indonesia masih terselamatkan.
"Meskipun saya termasuk golongan yang tak setuju BUMN dominan, tetapi pada 2008 ketika terjadi krisis perbankan dan moneter, maka ternyata saya harus bersyukur," kata Dahlan.
"Jadi ternyata ada baiknya juga ada BUMN. Cuma menurut pendapat saya tetap harus selektif, mana atau apa yang BUMN harus menyerahkan kepada swasta," lanjutya Dahlan.
Dahlan Iskan juga mengingatkan agar perusahaan pelat merah ambil peran di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, bank BUMN punya peran besar menjaga perekonomian Indonesia.
Dahlan memberikan contoh, penyaluran kredit kepada para pengusaha tertentu harus digenjot. Misalnya pengusaha yang selama ini menjadi eksportir.
"Jadi menurut pendapat saya, sekarang ini kita memang harus berpihak kepada para pengusaha. Tetapi juga kita lihat peran pengusaha itu dalam menjaga ekonomi nasional," kata Dahlan.
Menurutnya, yang nomor satu harus betul-betul dijaga jangan sampai kolaps adalah para eksportir. Jika perusahaan yang selama ini rajin ekspor sudah kolaps, Dahlan mengingatkan adanya dampak sangat buruk.
"Karena begitu kolaps, bukan hanya perusahaan itu yang sulit, tetapi juga kita semua sulit," imbuhnya.
Konkretnya, jaringan para pengusaha ini di intenasional bisa hilang. Dengan begitu, akses mereka di internasional pasti ikut lenyap.
"Kemudian jalur logistik di dalam negeri hilang, sistemnya hilang, maka kita penyesalannya akan sangat luar biasa. Sebaiknya pemerintah harus punya daftar perusahaan eksportir yang harus dijaga agar jangan sampai ini kolaps, termasuk dukungan apa yang harus diberikan," serunya.
Prioritas kedua, menurut Dahlan adalah perusahaan yang selama ini mampu berperan mengurangi impor. Dalam hal ini adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang substitusi impor.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
"Bidangnya BUMN dalam hal Covid-19 sebaiknya fokus, fokus, dan sekali lagi fokus untuk penyelamatan ekonomi," kata Dahlan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/2020).
Dahlan menekankan pentingnya BUMN menaruh fokus pada penyelamatan ekonomi. Adapun mengenai dampak sosial, serta penanganan kesehatan, biar diurus kementerian/lembaga lainnya.
Kendati begitu, dia mengaku bahwa upaya perusahaan-perusahaan pelat merah juga bakal menemui kesulitan. Menurutnya, memang tidak gampang BUMN menyelamatkan ekonomi karena BUMN sendiri sebagai koorporasi juga tertekan karena adanya Covid-19.
Meski begitu, bukan berarti BUMN tak punya potensi. Dia menuturkan bahwa peranan terbesar saat ini bisa diemban bank-bank pelat merah. Caranya, sebenarnya Dahlan menyebut semua orang sudah tahu. Yakni dengan melakukan reschedule kredit kepada para nasabah.
"Bukan dihapus, bukan dipotong, tetapi pembayaran cicilannya yang ditunda, dan nanti pembayarannya lebih panjang, bunganya diselesaikan apakah dengan perpanjangan tenor atau menggeser bunga sehingga meringankan dunia usaha," tandasnya.
Dia menilai, jumlah bank BUMN cukup besar dan kredit yang dialirkan juga sudah sangat besar. Sehingga, lanjutnya, kalau bidang ini bisa diambil oleh BUMN, maka upaya penyelamatan ekonomi bisa lebih mudah terealisasi.
"Apalagi bisa seperti BRI yang bisa mendapatkan pinjaman baru-baru ini dengan sangat besar dan bunga murah," urainya.
Dahlan bilang, bank-bank lain bisa mengikuti BRI untuk mencari dana sebesar-besarnya dengan bunga semurah-murahnya. Hal ini diperlukan agar reschedule yang diberikan kepada para pengusaha itu tidak membebani bank itu sendiri.
"Bahkan kalau bisa masih tetap menyalurkan kredit untuk pengusaha pengusaha tertentu. Misalnya pengusaha yang mampu ekspor," bebernya.
Dahlan memberikan contoh mengenai krisis global yang terjadi pada 2008. Saat itu, Dahlan menjelaskan bahwa asing nyaris menguasai semua bank Indonesia. Untungnya, menurut Dahlan bank BUMN ambil peran sehingga perbankan Indonesia masih terselamatkan.
"Meskipun saya termasuk golongan yang tak setuju BUMN dominan, tetapi pada 2008 ketika terjadi krisis perbankan dan moneter, maka ternyata saya harus bersyukur," kata Dahlan.
"Jadi ternyata ada baiknya juga ada BUMN. Cuma menurut pendapat saya tetap harus selektif, mana atau apa yang BUMN harus menyerahkan kepada swasta," lanjutya Dahlan.
Dahlan Iskan juga mengingatkan agar perusahaan pelat merah ambil peran di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, bank BUMN punya peran besar menjaga perekonomian Indonesia.
Dahlan memberikan contoh, penyaluran kredit kepada para pengusaha tertentu harus digenjot. Misalnya pengusaha yang selama ini menjadi eksportir.
"Jadi menurut pendapat saya, sekarang ini kita memang harus berpihak kepada para pengusaha. Tetapi juga kita lihat peran pengusaha itu dalam menjaga ekonomi nasional," kata Dahlan.
Menurutnya, yang nomor satu harus betul-betul dijaga jangan sampai kolaps adalah para eksportir. Jika perusahaan yang selama ini rajin ekspor sudah kolaps, Dahlan mengingatkan adanya dampak sangat buruk.
"Karena begitu kolaps, bukan hanya perusahaan itu yang sulit, tetapi juga kita semua sulit," imbuhnya.
Konkretnya, jaringan para pengusaha ini di intenasional bisa hilang. Dengan begitu, akses mereka di internasional pasti ikut lenyap.
"Kemudian jalur logistik di dalam negeri hilang, sistemnya hilang, maka kita penyesalannya akan sangat luar biasa. Sebaiknya pemerintah harus punya daftar perusahaan eksportir yang harus dijaga agar jangan sampai ini kolaps, termasuk dukungan apa yang harus diberikan," serunya.
Prioritas kedua, menurut Dahlan adalah perusahaan yang selama ini mampu berperan mengurangi impor. Dalam hal ini adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang substitusi impor.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular