
Khamenei Sebut AS Bakal Diusir dari Irak & Suriah, Apa Sebab?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa orang-orang Amerika akan diusir dari Irak dan Suriah. Alasannya adalah karena tindakan Amerika di Afghanistan, Irak dan Suriah telah menyebabkan mereka dibenci.
Hal itu disampaikannya pada hari Minggu (17/5/2020), setelah sebelumnya Khamenei mendesak agar Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya dari Timur Tengah.
"Kinerja jangka panjang pemerintah AS telah menyebabkannya dibenci oleh sebagian besar dunia, tindakan penghasut perangnya, membantu pemerintah terkenal karena nama buruk, melatih teroris, dukungan tanpa syarat untuk penindasan dan sejenisnya."
"Orang Amerika tidak akan tinggal di Irak dan Suriah; mereka akan diusir." kata Khamenei, menurut transkrip pidatonya kepada siswa yang dipublikasikan di situs webnya.
Dalam pidato itu, Khamenei juga menyebut bahwa rasa tidak suka pada AS bukan hanya datang dari Iran, tapi juga di banyak negara lainnya. Bahkan terjadi di dalam negeri sendiri dan juga dari sekutu-sekutunya.
Menurut Khamenei, salah satu alasan mengapa AS banyak tidak disukai adalah karena orang-orang yang memimpin negara itu. Ia bahkan menyebut Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo secara langsung.
"Sebagian dari kebencian terhadap AS ini disebabkan oleh kehadiran tuan-tuan ini yang memimpin pemerintahan AS saat ini. Di satu sisi ada Dokter Trump!! Di sisi lain adalah Menteri Luar Negeri rendahan yang mengomel yang terus membuat komentar tidak masuk akal dan kosong di sana-sini."
"Orang-orang jahat di pemerintah AS bukan satu-satunya sumber kebencian bagi AS. Kinerja jangka panjang AS, agresi di Afghanistan, Irak dan Suriah, secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka mengirim pasukan ke Suriah untuk minyaknya dan dukungan mereka untuk ISIS dan rezim Zionis telah menyebabkan kebencian terhadap AS.
"Aksi perang mereka, mempromosikan terorisme, ketidakadilan dan baru-baru ini manajemen pandemi COVID19 mereka yang memalukan adalah beberapa faktor yang menyebabkan kebencian global terhadap pemerintahan AS." tegas Khamenei.
Pernyataan panjang Khamenei itu disampaikan di saat hubungan AS-Iran masih menegang. Puncak ketegangan hubungan kedua negara terjadi pada 3 Januari lalu, ketika AS melakukan serangan pesawat tak berawak (drone) yang menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani di Baghdad.
Hal itu telah mendorong Iran untuk membalas, dengan meluncurkan serangan rudal terhadap pangkalan AS di Irak beberapa hari kemudian.
Ketegangan kedua negara masih berlanjut hingga bulan lalu. Menurut Reuters, pada bulan lalu Trump telah menginstruksikan Angkatan Laut AS untuk menembaki setiap kapal Iran yang mengganggunya di laut. Meski setelahnya Trump mengatakan ia tidak mengubah aturan keterlibatan militer negaranya.
Setelah pernyataan Trump itu, kepala Pengawal Revolusi elit Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan bahwa Republik Islam Iran akan menghancurkan kapal perang AS jika keamanannya terancam di Teluk.
(res) Next Article Pooling: Mayoritas Warga AS Tolak Perang dengan Iran
