The New Normal Bisa Selamatkan Ekonomi RI dari Kontraksi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 May 2020 15:30
Suasana gedung bertingkat di Jakarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Suasana gedung bertingkat di Jakarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat ekonomi Indonesia nyungsep di kuartal I-2020. Pada Selasa (5/5/2020) lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 tumbuh 2,97% year-on-year (YoY). Ini menjadi laju paling lemah sejak kuartal IV-2001.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan pada triwulan I-2020 ada beberapa catatan peristiwa yang mempengaruhi PDB.

"Penyebaran covid-19 ini membuat ekonomi global terkontraksi," kata Suhariyanto, Selasa (5/4/2020).

Sementara, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia terkontraksi sebagai akibat adanya pembatasan aktivitas berupa lockdown untuk mengendalikan penyebaran virus baru penyebab Covid-19

Di Indonesia sendiri, kasus pertama Covid-19 baru dilaporkan di awal Maret, dan saat itu pemerintah belum menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pilihan kebijakan baru menerapkan kebijakan social distancing.

PSBB pertama kali diterapkan di Jakarta pada 10 April lalu, atau di awal kuartal II-2020. Sehingga risiko kemerosotan ekonomi lebih parah bisa terjadi saat diumumkan BPS pada Agustus mendatang. 

Pemerintah saat ini tengah mengkampanyekan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 selama vaksin belum ditemukan. Hidup berdampingan dengan virus corona dinyatakan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan. 

Menurut Jokowi, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimistis, justru itu menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat atau yang disebut new normal.

Presiden Jokowi ingin agar masyarakat kembali produktif, artinya bisa bisa kembali beraktivitas tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kita harus melihat kondisi masyarakat saat ini, yang kena PHK, yang tidak berpenghasilan, ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid-19" kata Jokowi.

"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus corona tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," lanjutnya.



Pemerintah saat ini sudah mengizinkan karyawan berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang saat ini dikecualikan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk kembali bekerja.

Terbaru, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahkan sudah mempersiapkan diri. Berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020, disampaikan simulasi tahapan pemulihan kegiatan #CovidSafe BUMN yang dilakukan dalam beberapa fase.

Meski pemerintah akan memutar kembali roda perekonomian secara perlahan tetapi sepertinya masih belum bisa menyelamatkan perekonomian Indonesia dari kontraksi di kuartal II-2020.

Di kuartal II-2020, PSBB mulai diterapkan di beberapa daerah, sehingga perekonomian Indonesia berisiko merosot lebih dalam.

Salah satu indikator ekonomi yakni Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur sudah menunjukkan kemerosotan tajam.



Pada April 2020, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia di angka 27,5, jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011.

Keterangan tertulis IHS Markit menyebutkan, PSBB yang diterapkan di Indonesia dalam rangka memerangi penyebaran virus corona membuat produksi manufaktur anjlok karena pabrik-pabrik tutup sementara. Akibatnya, output manufaktur berada di titik terlemah sepanjang sejarah pencatatan PMI.



Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan April anjlok menjadi 84,8. Turun drastis dari bulan sebelumnya yaitu 113,8 sekaligus menjadi yang terendah sejak Juli 2008.

"Melemahnya optimisme konsumen terutama disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan penurunan terdalam pada indeks penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja. Sementara di sisi ekspektasi, konsumen masih relatif optimis terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang meskipun tidak sekuat perkiraan bulan sebelumnya. Optimisme tersebut ditopang oleh perkiraan penghasilan yang meningkat dan kegiatan usaha yang kembali membaik pada 6 bulan mendatang, seiring dengan perkiraan telah meredanya pandemi COVID-19 di Indonesia," sebut laporan BI.



IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Di atas 100 berarti konsumen optimistis, sebaliknya kalau di bawah 100 konsumen pesimistis. Ketika konsumen menjadi pesimistis, maka ada kecenderungan akan menahan konsumsi, sehingga salah satu motor penggerak perekonomian akan merosot. 

PMI dan IKK merupakan indikator awalan (leading indicator) yang penting untuk memprediksi ke mana ekonomi akan bergerak.



Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kontraksi ekonomi pada kuartal II-2020 adalah risiko yang sangat nyata. "Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir mendekati nol. Atau bahkan negative growth di -2,6%," kata Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

Wajar jika ekonomi domestik terkontraksi pada kuartal II-2020. Ini karena aktivitas ekonomi yang seharusnya memuncak seiring momentum Ramadan-Idul Fitri malah mati suri akibat pandemi virus corona.

Ekonom Citi melihat konsumsi rumah tangga akan terkontrakasi cukup dalam pada periode April-Juni, akibat kebijakan PSBB.

"PSBB akan diimplementasikan di lebih banyak daerah, sehingga kami memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terkontraksi 15-30% pada kuartal II-2020 dan baru bangkit pada kuartal IV-2020," kata Helmi Arman, Ekonom Citi.

Sementara itu, Anthony Kevin, ekonom dari Mirae Asset, memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi -1,5% pada kuartal II-2020. Konsumsi rumah tangga diramal terkontraksi -1,5%, investasi -4%, dan ekspor -8%. Satu-satunya yang tumbuh positif adalah investasi pemerintah yaitu 4,5%.

TIM RISET CNBC IDONESIA
(pap/miq) Next Article Kasus Covid-19 di RI Bertambah 802 Hari ini, DKI Terbanyak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular