
Efek Covid-19
Jokowi Ogah Longgarkan PSBB, Luhut Larang Cipika-cipiki
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 May 2020 08:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan belum akan melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di sejumlah daerah di Tanah Air seiring dengan belum redanya pandemi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5/2020). Jokowi menegaskan akan terus memantau perkembangan terkini.
"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai kita keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, masyarakat harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19, sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa virus tersebut tidak bisa dihilangkan.
"Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid," katanya.
"Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tegasnya.
Kepala Negara menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Justru dari situlah menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali.
"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," katanya.
"Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan," jelasnya.
"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," ungkapnya.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu meyakini apabila masyarakat patuh terhadap imbauan pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan maka bisa mencegah diri dari wabah virus tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkap skenario hidup normal di tengah wabah Covid-19. Skanario 'berdamai' dengan virus corona juga didengungkan Jokowi.
Luhut mengungkapkan baru saja menerima informasi mengenai Covid-19 yang tak mungkin hilang dari muka bumi. "Tadi saya baru dengar di news bahwa Covid-19 ini akan tetap ada seperti HIV, sampai ada nanti vaksinnya," kata Luhut dalam sebuah bincang santai yang disiarkan RRI, Jumat (15/5/20).
Karenanya, pemerintah juga merumuskan sejumlah kebijakan terkait hal ini. Di sisi lain, masyarakat juga harus bisa menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari.
"Nah terus nanti gimana kita hidup di sini. Ya mungkin nanti Tidak ada lagi cipika-cipiki tuh. Jadi gak bisa kelihatan yang cantik, pakai masker semua, jaga jarak," tandas mantan Dubes RI untuk Singapura ini.
Dia menegaskan, perubahan hidup normal pasti akan terjadi. Karenanya, dia meminta masyarakat jangan suka ribut jika pemerintah melakukan adjustment. Pemerintah, menurutnya, tidak akan mencederai rakyatnya.
"Tapi kalau dalam perjalanan pasti ada hal yang tak terlalu menyenangkan. Misalnya kunjungan bisnis masih diakomodasi pemerintah, industri, dengan jaga jarak, cuci tangan pake masker setengah kapasitas masih bisa jalan."
"Kita kan harus urus orang yang gak kerja. Nanti seperti di Amerika orang gak kerja berontak, bawa senjata lagi. Semua ada risiko, minum aja ada risiko," lanjutnya.
(tas/tas) Next Article Luhut Berikan "Oleh-Oleh" dari Saudi untuk Jokowi
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5/2020). Jokowi menegaskan akan terus memantau perkembangan terkini.
"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai kita keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, masyarakat harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19, sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa virus tersebut tidak bisa dihilangkan.
"Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid," katanya.
"Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tegasnya.
Kepala Negara menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Justru dari situlah menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali.
"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," katanya.
"Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan," jelasnya.
"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," ungkapnya.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu meyakini apabila masyarakat patuh terhadap imbauan pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan maka bisa mencegah diri dari wabah virus tersebut.
![]() Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) |
Dalam kesempatan terpisah, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkap skenario hidup normal di tengah wabah Covid-19. Skanario 'berdamai' dengan virus corona juga didengungkan Jokowi.
Luhut mengungkapkan baru saja menerima informasi mengenai Covid-19 yang tak mungkin hilang dari muka bumi. "Tadi saya baru dengar di news bahwa Covid-19 ini akan tetap ada seperti HIV, sampai ada nanti vaksinnya," kata Luhut dalam sebuah bincang santai yang disiarkan RRI, Jumat (15/5/20).
Karenanya, pemerintah juga merumuskan sejumlah kebijakan terkait hal ini. Di sisi lain, masyarakat juga harus bisa menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari.
"Nah terus nanti gimana kita hidup di sini. Ya mungkin nanti Tidak ada lagi cipika-cipiki tuh. Jadi gak bisa kelihatan yang cantik, pakai masker semua, jaga jarak," tandas mantan Dubes RI untuk Singapura ini.
Dia menegaskan, perubahan hidup normal pasti akan terjadi. Karenanya, dia meminta masyarakat jangan suka ribut jika pemerintah melakukan adjustment. Pemerintah, menurutnya, tidak akan mencederai rakyatnya.
"Tapi kalau dalam perjalanan pasti ada hal yang tak terlalu menyenangkan. Misalnya kunjungan bisnis masih diakomodasi pemerintah, industri, dengan jaga jarak, cuci tangan pake masker setengah kapasitas masih bisa jalan."
"Kita kan harus urus orang yang gak kerja. Nanti seperti di Amerika orang gak kerja berontak, bawa senjata lagi. Semua ada risiko, minum aja ada risiko," lanjutnya.
(tas/tas) Next Article Luhut Berikan "Oleh-Oleh" dari Saudi untuk Jokowi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular