
Duh, Diam-diam ICP April Ambles ke US$ 20,66 per Barel
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 May 2020 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia- Biasanya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah merilis harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price) di awal-awal bulan. Namun, sampai saat ini belum terpampang juga hasil tim harga minyak tersebut di situs kementerian.
Berapa sebenarnya harga ICP April kemarin?
Terungkap dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI pada 4 Mei lalu, diam-diam harga minyak nasional terjun bebas ke level US$ 20,66 per barel.
Angka ini turun 39,6% atau sebanyak US$ 13,57 dibanding ICP Maret yang masih berada di US$ 34,23 per barel. Dilihat dari runutannya, ICP kian merosot tajam. Padahal di Februari ICP masih di atas US$ 50, tepatnya US$ 56,61 per barel.
Angka ICP ini makin jauh dari asumsi makro ICP di APBN 2020 yang sebesar US$ 63 per barel.
Sebagai catatan, harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional Brent (ICE) April US$ 26,63 per barel anjok US$ 7,1 per barel dibandingkan bulan Maret US$ 33,73 per barel. Kemudian WTI (Nymex) April US$ 16,70 per barel anjlok US$ 13,75 per barel dibandingkan bulan Maret US$ 30,45 per barel.
Beberapa catatan yang mempengaruhi harga minyak di antaranya. Rencana AS melonggarkan lockdown pada 17 April 2020. Berlanjutnya kepanikan pasar akibat kelebihan pasokan minyak global dan tertekannya permintaan minyak pada 21 April 2020. Konflik geopolitik AS dan Iran yang mulai memanas pada 22 April 2020.
Kemudian, rencana OPEC+ mempercepat pemangkasan produksi minyak pada 23 April 2020. Produsen minyak AS memangkas jumlah rig aktif paling banyak dalam sebulan sejak tahun 2015 pada 24 April 2020. Kekhawatiran investor terhadap penghentian produksi karena
kurangnya kapasitas penyimpanan minyak yang tersedia akibat masih lemahnya permintaan minyak global pada 27 April 2020.
Lalu, masih berlanjutnya kekhawatiran terbatasnya tangki penyimpanan minyak. Persediaan minyak mentah AS menanjak 10 juta barel pada pekan lalu menjadi 510 juta barel pada 28 April 2020. Stok minyak mentah AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan dan penurunan stok bensin AS. Hal ini mendukung optimisme konsumsi bahan bakar akan pulih karena pelonggaran lockdown di beberapa negara Eropa dan negara bagian AS pada 29 April 2020.
Dan terakhir, dimulainya pengurangan produksi OPEC+. WTI dan Brent naik US$ 3 per barel dan US$ 2,5 per barel pada 30 April 2020.
(gus) Next Article Digempur Corona, ICP Maret Anjlok 39% ke US$ 34,23
Berapa sebenarnya harga ICP April kemarin?
Terungkap dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI pada 4 Mei lalu, diam-diam harga minyak nasional terjun bebas ke level US$ 20,66 per barel.
Angka ICP ini makin jauh dari asumsi makro ICP di APBN 2020 yang sebesar US$ 63 per barel.
Sebagai catatan, harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional Brent (ICE) April US$ 26,63 per barel anjok US$ 7,1 per barel dibandingkan bulan Maret US$ 33,73 per barel. Kemudian WTI (Nymex) April US$ 16,70 per barel anjlok US$ 13,75 per barel dibandingkan bulan Maret US$ 30,45 per barel.
Beberapa catatan yang mempengaruhi harga minyak di antaranya. Rencana AS melonggarkan lockdown pada 17 April 2020. Berlanjutnya kepanikan pasar akibat kelebihan pasokan minyak global dan tertekannya permintaan minyak pada 21 April 2020. Konflik geopolitik AS dan Iran yang mulai memanas pada 22 April 2020.
Kemudian, rencana OPEC+ mempercepat pemangkasan produksi minyak pada 23 April 2020. Produsen minyak AS memangkas jumlah rig aktif paling banyak dalam sebulan sejak tahun 2015 pada 24 April 2020. Kekhawatiran investor terhadap penghentian produksi karena
kurangnya kapasitas penyimpanan minyak yang tersedia akibat masih lemahnya permintaan minyak global pada 27 April 2020.
Lalu, masih berlanjutnya kekhawatiran terbatasnya tangki penyimpanan minyak. Persediaan minyak mentah AS menanjak 10 juta barel pada pekan lalu menjadi 510 juta barel pada 28 April 2020. Stok minyak mentah AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan dan penurunan stok bensin AS. Hal ini mendukung optimisme konsumsi bahan bakar akan pulih karena pelonggaran lockdown di beberapa negara Eropa dan negara bagian AS pada 29 April 2020.
Dan terakhir, dimulainya pengurangan produksi OPEC+. WTI dan Brent naik US$ 3 per barel dan US$ 2,5 per barel pada 30 April 2020.
(gus) Next Article Digempur Corona, ICP Maret Anjlok 39% ke US$ 34,23
Most Popular