Internasional

Semua Warga Wuhan Kembali di Tes Corona, Kenapa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 May 2020 06:20
Students wearing protective face masks to help curb the spread of the new coronavirus walk in social distancing as they arrive to a high school in Wuhan in central China's Hubei province, Wednesday, May 6, 2020. Senior students returned to classes on Wednesday in the central Chinese city of Wuhan, the epicenter of the coronavirus pandemic, after no new cases or deaths were reported from the outbreak that had prompted a 76-day quarantine in the city of 11 million. (Chinatopix via AP)
Foto: Siswa di Wuhan Mulai Bersekolah. (Chinatopix via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Kota Wuhan berencana untuk melakukan pengujian asam nukleat untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus corona (COVID-19) atau tidak di seluruh kota selama 10 hari.

Dalam dokumen internal yang dilihat oleh Reuters, dua sumber yang mengetahui situasi tersebut, mengatakan setiap kabupaten di ibu kota provinsi Hubei sudah diberitahu untuk menyerahkan rencana terperinci di masing-masing wilayah pada Selasa (12/5/2020).



Namun hingga berita ini diturunkan, Otoritas kesehatan Wuhan tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar mengenai rencana ini. Meski demikian, banyak yang berpendapat, ini adalah update terbaru dari ditemukannya kluster lokal baru di Wuhan.

Wuhan merupakan episentrum pertama penyebaran virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini. Penyakit COVID-19 sendiri disebut China pertama kali muncul pada Desember 2019 lalu.

Setelah lockdown selama 76 hari, Wuhan kembali dibuka pada 8 April yang lalu. Namun Senin kemarin, kota berpenduduk 11 juta orang ini melaporkan kelompok infeksi baru.



Selain Wuhan, Kota Shulan di Provinsi Jilin yang berbatasan dengan Korea Utara mulai diberlakukan lockdown oleh pemerintah akibat munculnya kluster infeksi COVID-19 baru di kota tersebut.

Dilansir South China Morning Post, diketahui kasus pertama COVID-19-19 ditemukan pada 7 Mei saat seorang wanita 45 tahun didiagnosis dengan Covid-19. Padahal kota sudah mencatat nol kasus sejak 9 April.

Berita ini merupakan kabar buruk bagi Shulan. Pasalnya, pemerintah baru saja merelaksasi aturan pembatasan sosial Jumat (8/5/2020) lalu, di mana tempat hiburan sudah diizinkan dibuka meski dengan jumlah pengunjung terbatas.

China Daratan kini menduduki urutan ke-11 dalam kasus terjangkit terbanyak secara global. Menurut data Worldometers per Rabu, China memiliki 82.919 kasus positif.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Covid-19 Minggir, China Temukan Kasus 'Bakteri' di Wuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular