
Cerita Anies yang Sempat Frustrasi ke Terawan Soal Covid-19
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
11 May 2020 03:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka-bukaan dalam wawancara khusus dengan media asal Australia, The Sydney Morning Herald (SMH) , yang dipublikasikan pekan lalu. Fokus utama wawancara adalah penanganan Covid-19, terutama di ibu kota Jakarta.
SMH menilai Anies frustrasi dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah pusat dalam menangani pandemi. Menurut SMH, Anies sudah sadar dan mengendus keberadaan virus corona baru penyebab Covid-19 sejak Januari 2020. Lebih cepat ketimbang pemerintah pusat, yang sampai Februari bahkan masih dibantah Menteri Kesehatan Letnan Jenderal TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto.
"Kami sudah rapat dengan rumah sakit-rumah sakit di Jakarta , membahas apa yang kami sebut pneunomia Wuhan- waktu itu belum ada istilah Covid-19," ujar Anies, seperti dikutip dari SMH, kemarin.
Dalam wawancara itu, Anies curhat bagaimana saat kasus mulai terbaca dan melonjak, namun pemda belum diizinkan melakukan tes ke warganya. Setiap ada kasus, samplenya harus dikirim ke pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan hasilnya selalu negatif. Fakta itu membuat Anies semakin penasaran.
Saling beda pendaptan dengan pemerintah pusat sejak awal kasus, dinilai belum berhenti sampai saat ini. Apalagi di saat pemerintah ingin menerapkan hidup normal lagi. Sementara, menurut Anies, data yang ia terima belum meyakinkan bahwa warga sudah bisa hidup normal sedia kala.
"Datanya menunjukkan belum berakhir dalam waktu dekat, itu yang dikatakan pakar epidemiologi. Saat seperti ini, pemerintah harusnya mempercayai ilmuwan," kata eks mendikbud itu.
Anies, menurut media tersebut, juga mengekspresikan rasa frustrasinya dengan pemerintah pusat, terutama Kementerian Kesehatan dalam hal transparansi data.
"Dari sisi kami, transparan dan mengatakan sebenarnya ke publik adalah bentuk memberikan keamanan bagi warga. Namun Menteri Kesehatan memandang berbeda. Menurutnya transparansi hanya bikin panik," kata Anies.
(miq/dru) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
SMH menilai Anies frustrasi dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah pusat dalam menangani pandemi. Menurut SMH, Anies sudah sadar dan mengendus keberadaan virus corona baru penyebab Covid-19 sejak Januari 2020. Lebih cepat ketimbang pemerintah pusat, yang sampai Februari bahkan masih dibantah Menteri Kesehatan Letnan Jenderal TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto.
"Kami sudah rapat dengan rumah sakit-rumah sakit di Jakarta , membahas apa yang kami sebut pneunomia Wuhan- waktu itu belum ada istilah Covid-19," ujar Anies, seperti dikutip dari SMH, kemarin.
Dalam wawancara itu, Anies curhat bagaimana saat kasus mulai terbaca dan melonjak, namun pemda belum diizinkan melakukan tes ke warganya. Setiap ada kasus, samplenya harus dikirim ke pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan hasilnya selalu negatif. Fakta itu membuat Anies semakin penasaran.
Saling beda pendaptan dengan pemerintah pusat sejak awal kasus, dinilai belum berhenti sampai saat ini. Apalagi di saat pemerintah ingin menerapkan hidup normal lagi. Sementara, menurut Anies, data yang ia terima belum meyakinkan bahwa warga sudah bisa hidup normal sedia kala.
![]() Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Memberikan Keterangan Pers Mengenai Perkembangan Penanganan COVID-19 Jakarta (Youtube Pemprov DKI Jakarta) |
"Datanya menunjukkan belum berakhir dalam waktu dekat, itu yang dikatakan pakar epidemiologi. Saat seperti ini, pemerintah harusnya mempercayai ilmuwan," kata eks mendikbud itu.
Anies, menurut media tersebut, juga mengekspresikan rasa frustrasinya dengan pemerintah pusat, terutama Kementerian Kesehatan dalam hal transparansi data.
"Dari sisi kami, transparan dan mengatakan sebenarnya ke publik adalah bentuk memberikan keamanan bagi warga. Namun Menteri Kesehatan memandang berbeda. Menurutnya transparansi hanya bikin panik," kata Anies.
(miq/dru) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
Most Popular