Sri Mulyani Lebih Pentingkan Kesehatan atau Ekonomi?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 May 2020 09:50
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) Ketua BNN Budi Waseso (kanan) bekerja sama dengan direktorat jenderal bea dan cukai saat memberikan keterangan pers terkait  membongkar tiga kasus penyelundupan Narkotika di aceh dan Medan , Jakarta, Rabu (7/02) Bea Cukai dan BNN berhasil mengamankan lebih dari 110,84 kg sabu dan 18.300 butir ekstasi selama bulan januari 2018.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah membuat kajian awal mengenai pemulihan ekonomi nasional pasca covid-19. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, timeline tersebut bisa saja sesuai apabila kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) benar-benar dilakukan oleh masyarakat.

Sri Mulyani mengatakan, apa yang selalu dirapatkan dalam sidang kabinet dan semua keputusannya selalu didasarkan pada data. Sementara melihat data yang sudah terjadi saat ini, pemerintah sebenarnya berharap bulan Mei kurva penularan covid-19 akan melandai.

Maka dari itu, kata dia, pemerintah sangat konsisten agar PSBB bisa dijalankan dengan serius oleh semua kalangan.

"Kita minta semua rakyat ikut menjaga. Karena kalau ada sekelompok atau sebagian yang tidak ikut menjaga, itu virusnya tidak cuma terkena di mereka, dia melebarnya ke mana-mana," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (8/5/2020).

Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini sesuai prediksi menunjukkan angka penyebaran mulai melandai. Meski demikian, pemerintah sampai saat ini masih menghitung secara detil.

"Begitu data menunjukkan adanya perkembangan positif, berarti adjustment dari policy harus dilakukan," tuturnya.

"Jadi dalam hal ini, kita lihat saja sambil semuanya ikut berpartisipasi. kalau semuanya ikut menjalankan secara disiplin, dengan ikhtiar dan doa, kita berharap ini bisa menurun," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Pemulihan ekonomi kata Sri Mulyani memang menjadi prioritas namun pemerintah tidak bisa menutup mata jika sektor kesehatan dan sosial ekonomi itu sangatlah penting. Data ini yang kemudian akan dijadikan pemerintah dalam melonggarkan kebijakan PSBB.

Pasalnya, menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, sektor kesehatan dan kemanusiaan harus berjalan beriringan.

"Dia tetap nomor satu. Namun pada saat yang sama kita tahu bahwa masyarakat secara sosial ekonomi keuangan, mereka juga butuh kegiatan itu," katanya.

"Jadi kita harus membuat langkah-langkah yang bisa menjaga keseimbangan antara kesehatan dan kemanusiaan tidak dikompromi, tapi kegiatan sosial ekonomi mulai bisa dipulihkan secara berangsur," imbuhnya.

Timeline Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

Sebelumnya, Sekretaris Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengkonfirmasi bahwa, timeline pemulihan ekonomi yang beredar di masyarakat baru hanya kajian awal Kemenko Perekonomian.

Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susi sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi covid-19 mereda.

Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan Kajian Awal tersebut.

"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.

Berikut kajian awal pemulihan ekonomi yang aka dilakukan Indoenesia secara bertahap, yang juga merupakan kajian awal Kemenko Perkonomian :

Infografis: Dimulai Juni, Ini Dia Timeline & Skenario 'Hidup Normal' di RIFoto: Infografis/Dimulai Juni, Ini Dia Timeline & Skenario 'Hidup Normal' di RI/Arie Pratama
Infografis: Dimulai Juni, Ini Dia Timeline & Skenario 'Hidup Normal' di RI


[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Sri Mulyani Bicara Pemulihan Covid, Tak Semua Soal Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular