
Menko PMK: Prediksi Kasus Covid-19 Naik Ekstrem Tak Terjadi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
08 May 2020 14:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengucapkan rasa syukur karena tidak terjadi penambahan ekstrem kasusĀ Covid-19 di Indonesia. Demikian dikatakan Muhadjir dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/5/2020).
"Kita bersyukur bahwa ternyata prediksi kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial atau ekstrem ternyata tidak terjadi. Kita bersyukur karena angka kasus kita masih relatif rendah, yaitu kasus per hari masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya, kesembuhan mendekati 300 per hari, angka kematian melandai tidak ada penambahan drastis," ujarnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 7 Kamis (7/5/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 12.776 orang. Sementara yang sembuh dan meninggal masing-masing 2.831 orang dan 930 orang.
"Ada kecenderungan angka kasus yang terjadi di Indonesia mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis. Tingkat kesembuhan juga mengalami kenaikan," ujar Muhadjir.
"DKI Jakarta tetap memimpin, diikuti provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sedangkan yang di luar Jawa juga harus diwaspadai di Sulawesi Selatan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Muhadjir bilang di kawasan ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua dari sisi jumlah kasus Covid-19 setelah Singapura. Diikuti kemudian Filipina.
"Namun dibandingkan jumlah penduduk angka ini tidak terlalu istimewa. Bagaimana dengan kawasan ASEAN, pertumbuhan kasusnya? Singapura pernah sampai 1.400 sehari. Sedangkan Indonesia yang merah tebal adalah gambaran Indonesia, kita moderat sekali dan ini gambaran profil negara ASEAN tidak ada yang terlalu ekstrem seperti di Eropa dan Amerika Utara," kata Muhadjir.
Semua fakta itu, menurut dia, menjadi dasar pemerintah membuat penghitungan skenario penanganan Covid-19.
"Semuanya landai-landai dan mudah2an terus berlangsung dan semakin turun sehingga penanganan Covid-19 bisa segera rampung dan bisa menangani dampaknya," ujar Muhadjir.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
"Kita bersyukur bahwa ternyata prediksi kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial atau ekstrem ternyata tidak terjadi. Kita bersyukur karena angka kasus kita masih relatif rendah, yaitu kasus per hari masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya, kesembuhan mendekati 300 per hari, angka kematian melandai tidak ada penambahan drastis," ujarnya.
![]() |
"Ada kecenderungan angka kasus yang terjadi di Indonesia mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis. Tingkat kesembuhan juga mengalami kenaikan," ujar Muhadjir.
"DKI Jakarta tetap memimpin, diikuti provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sedangkan yang di luar Jawa juga harus diwaspadai di Sulawesi Selatan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Muhadjir bilang di kawasan ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua dari sisi jumlah kasus Covid-19 setelah Singapura. Diikuti kemudian Filipina.
"Namun dibandingkan jumlah penduduk angka ini tidak terlalu istimewa. Bagaimana dengan kawasan ASEAN, pertumbuhan kasusnya? Singapura pernah sampai 1.400 sehari. Sedangkan Indonesia yang merah tebal adalah gambaran Indonesia, kita moderat sekali dan ini gambaran profil negara ASEAN tidak ada yang terlalu ekstrem seperti di Eropa dan Amerika Utara," kata Muhadjir.
Semua fakta itu, menurut dia, menjadi dasar pemerintah membuat penghitungan skenario penanganan Covid-19.
"Semuanya landai-landai dan mudah2an terus berlangsung dan semakin turun sehingga penanganan Covid-19 bisa segera rampung dan bisa menangani dampaknya," ujar Muhadjir.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular