Ramadan Penuh Keprihatinan, BI Ramal Mei Terjadi Deflasi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 May 2020 13:23
Suasana pasar pasar Induk Keramat Jati,  Jakarta Timur,  Selasa (13/2/2018). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Biasanya Ramadan adalah momentum puncak konsumsi masyarakat, yang diiringi dengan percepatan laju inflasi. Namun tahun ini sepertinya berbeda jauh, Ramadan malah diisi dengan keprihatinan.

Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) hingga pekan pertama, diperkirakan tidak ada inflasi pada Mei 2020. Justru diramal terjadi deflasi -01% secara bulanan (month-om-month/MoM).

"Sehingga inflasi secara tahun kalender sebesar 0,74% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,02% (yoy)," sebut laporan BI yang dirilis Jumat (8/5/2020).

Penyumbang utama deflasi, lanjut laporan BI, antara lain berasal dari komoditas telur ayam ras (-0,08%), bawang putih (-0,04%), cabai merah (-0,03%), cabai rawit (-0,03%), kangkung, bayam, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01%. Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu bawang merah (0,03%), daging ayam ras (0,02%), jeruk dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01%.

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," sebut keterangan BI.


(aji/aji) Next Article Harga Daging Ayam RI Naik Terus & Lebih Mahal dari Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular