Shock! Ekonomi RI Diramal Minus, Orang Miskin Bertambah
07 May 2020 11:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (COVID-19) yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, memukul perekonomian cukup berat. Apalagi sampai saat ini belum ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
Sejumlah prediksi-prediksi bermunculan soal kapan pandemi akan berakhir, namun yang pasti, sebelum vaksin ditemukan, maka pandemi belum bisa dibilang berakhir.
Di Indonesia, pandemi ini akan cukup berat menghantam perekonomian. Tak hanya Indonesia sih, sejumlah negara maju bahkan di kuartal I-2020 lalu pertumbuhan ekonominya minus, dan bahkan ada yang sudah masuk dalam jurang resesi.
Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia sudah jatuh ke 2,9% dari biasanya di atas 5%. Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari banyak negara yang sudah tumbuh minus bahkan resesi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan skenario terberat dari ekonomi Indonesia di tahun ini adalah tumbuh minus 0,4%. Skenario terberat ini karena lamanya pandemi terjadi, sehingga aktivitas ekonomi menjadi tidak normal.
"Kita melihat ekonomi di kuartal II dan kemungkinan pada kuartal III. Sehingga kemungkinan masuk skenario sangat berat mungkin terjadi dari 2,3% menjadi minus 0,4%," kata Sri Mulyani di Gedung DPR kemarin.
Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) yang meluas, membuat ekonomi tertekan, konsumsi masyarakat turun karena harus berada di rumah.
Pandemi dan ekonomi yang minus sudah pasti membuat angka kemiskinan di republik ini akan meningkat. Prediksi Sri Mulyani, persentase angka kemiskinan di Indonesia bakal kembali di atas 10%, sama seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2011 lalu.
"Jumlah angka kemiskinan akan naik, Covid-19 Maret-Mei lonjakan angka kemiskinan balik seperti 2011. Seluruh pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 hingga 2020 ini kembali," kata Sri Mulyani.
Skenario sangat berat perekonomian Indonesia dari Sri Mulyani ini di bawah prediksi IMF. Lembaga moneter internasional tersebut terakhir memprediksi Indonesia kemungkinan akan tumbuh 0,5%, dari sebelumnya 5,0% di 2019. Namun pertumbuhan diproyeksi bisa membaik di 2021, dengan perkiraan 8,2%.
(wed/wed)
Sejumlah prediksi-prediksi bermunculan soal kapan pandemi akan berakhir, namun yang pasti, sebelum vaksin ditemukan, maka pandemi belum bisa dibilang berakhir.
Di Indonesia, pandemi ini akan cukup berat menghantam perekonomian. Tak hanya Indonesia sih, sejumlah negara maju bahkan di kuartal I-2020 lalu pertumbuhan ekonominya minus, dan bahkan ada yang sudah masuk dalam jurang resesi.
Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia sudah jatuh ke 2,9% dari biasanya di atas 5%. Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari banyak negara yang sudah tumbuh minus bahkan resesi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan skenario terberat dari ekonomi Indonesia di tahun ini adalah tumbuh minus 0,4%. Skenario terberat ini karena lamanya pandemi terjadi, sehingga aktivitas ekonomi menjadi tidak normal.
"Kita melihat ekonomi di kuartal II dan kemungkinan pada kuartal III. Sehingga kemungkinan masuk skenario sangat berat mungkin terjadi dari 2,3% menjadi minus 0,4%," kata Sri Mulyani di Gedung DPR kemarin.
Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) yang meluas, membuat ekonomi tertekan, konsumsi masyarakat turun karena harus berada di rumah.
Pandemi dan ekonomi yang minus sudah pasti membuat angka kemiskinan di republik ini akan meningkat. Prediksi Sri Mulyani, persentase angka kemiskinan di Indonesia bakal kembali di atas 10%, sama seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2011 lalu.
"Jumlah angka kemiskinan akan naik, Covid-19 Maret-Mei lonjakan angka kemiskinan balik seperti 2011. Seluruh pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 hingga 2020 ini kembali," kata Sri Mulyani.
Skenario sangat berat perekonomian Indonesia dari Sri Mulyani ini di bawah prediksi IMF. Lembaga moneter internasional tersebut terakhir memprediksi Indonesia kemungkinan akan tumbuh 0,5%, dari sebelumnya 5,0% di 2019. Namun pertumbuhan diproyeksi bisa membaik di 2021, dengan perkiraan 8,2%.
Artikel Selanjutnya
BI Pangkas Proyeksi PDB RI, Sri Mulyani: Kami Masih 4,5-5,3%
(wed/wed)