BI: Pertumbuhan Ekonomi 2020 di Bawah 2,3%
06 May 2020 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi domestik tahun ini tumbuh di bawah perkiraan semula yang sebesar 2,3%. Ini karena pencapaian kuartal I-2020 yang lumayan jauh di bawah proyeksi.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 tumbuh 2,97%, laju terlemah sejak 2001. Padahal BI memperkirakan ekonomi masih bisa tumbuh 4,4%.
"Dampak dari penanganan Covid-19 mulai mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi. Konsumsi, investasi, ekspor-impor. Semula kami perkirakan Maret belum kena.
Semula konsumsi kami kira bisa tumbuh 4,4%, ternyata konsumsi sudah tidak setinggi yang kami perkirakan, hanya tumbuh 2,8%. Demikian juga investasi, yang semula kami perkirakan 2,4% ternyata 1,7%. Artinya, social distancing telah mempengaruhi pendapatan masyarakat, konsumsi, serta aktivitas produksi dan investasi dunia usaha," papar Perry dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (6/5/2020).
Dengan realisasi kuartal I-2020 yang jauh di bawah perkiraan, Perry mengakui bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan berubah. Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini di bawah 2,3%.
BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh 0,4%, kuartal II-2020 tumbuh 1,2%, dan kuartal IV-2020 tumnh 3,1%. "Keseluruhan tahun lebih rendah dari 2,3%," ujar Perry.
Namun, Perry menegaskan bahwa ekonomi Indonesia yang tumbuh 2,97% sudah sangat baik dalam situasi saat ini. Banyak negara yang kurang beruntung karena mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.
"Misalnya Tiongkok, triwulan IV-2019 tumbuh 6%, triwulan I-2020 negatif 6,8%. Amerika Serikat dari positif 2,3% menjadi 0,3%. Eropa, Euro Area, dari 1% menjadi minus 3,3%. Di Asia, Singapura dari 1% menjadi minus 2,2%, Korea Selatan semula 2,3% menjadi 1,3%.
"Pertumbuhan ekonomi 2,97% itu termasuk salah satu yang tertinggi, bukan yang tertinggi karena Vietnam 3,82%. Tetapi 2,97% itu alhamdulillah, jauh lebih baik dari sebagian besar negara2 lain," jelas Perry.
(aji/aji)
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 tumbuh 2,97%, laju terlemah sejak 2001. Padahal BI memperkirakan ekonomi masih bisa tumbuh 4,4%.
"Dampak dari penanganan Covid-19 mulai mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi. Konsumsi, investasi, ekspor-impor. Semula kami perkirakan Maret belum kena.
Semula konsumsi kami kira bisa tumbuh 4,4%, ternyata konsumsi sudah tidak setinggi yang kami perkirakan, hanya tumbuh 2,8%. Demikian juga investasi, yang semula kami perkirakan 2,4% ternyata 1,7%. Artinya, social distancing telah mempengaruhi pendapatan masyarakat, konsumsi, serta aktivitas produksi dan investasi dunia usaha," papar Perry dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (6/5/2020).
Dengan realisasi kuartal I-2020 yang jauh di bawah perkiraan, Perry mengakui bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan berubah. Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini di bawah 2,3%.
BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh 0,4%, kuartal II-2020 tumbuh 1,2%, dan kuartal IV-2020 tumnh 3,1%. "Keseluruhan tahun lebih rendah dari 2,3%," ujar Perry.
Namun, Perry menegaskan bahwa ekonomi Indonesia yang tumbuh 2,97% sudah sangat baik dalam situasi saat ini. Banyak negara yang kurang beruntung karena mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.
"Misalnya Tiongkok, triwulan IV-2019 tumbuh 6%, triwulan I-2020 negatif 6,8%. Amerika Serikat dari positif 2,3% menjadi 0,3%. Eropa, Euro Area, dari 1% menjadi minus 3,3%. Di Asia, Singapura dari 1% menjadi minus 2,2%, Korea Selatan semula 2,3% menjadi 1,3%.
"Pertumbuhan ekonomi 2,97% itu termasuk salah satu yang tertinggi, bukan yang tertinggi karena Vietnam 3,82%. Tetapi 2,97% itu alhamdulillah, jauh lebih baik dari sebagian besar negara2 lain," jelas Perry.
Artikel Selanjutnya
BI: Corona Berlalu, Ekonomi RI Tahun Depan Bisa Tumbuh 6%
(aji/aji)