
Internasional
Sah! Obat Gilead Diizinkan Untuk Obati Covid-19 di AS
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 May 2020 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawasan Makanan dan Obat (BPOM) AS, FDA, memberikan izin penggunaan darurat obat remdesivir dari Gilead Science untuk mengobati corona. Hal ini diutarakan Presiden AS Donald Trump dalam pengumuman, Jumat (1/5/2020) sore waktu setempat.
Trump membuat pengumuman bersama CEO Gilead Daniel O'Day dalam pertemuan di Gedung Putih. Gilead akan menyumbang 1,5 juta botol remdesivir.
"Ini benar-benar situasi yang menjanjikan," kata Trump dikutip AFP, Sabtu (2/5/2020).
Remdesivir, obat yang awalnya digunakan untuk mengobati Ebola. Antivirus ini bekerja dengan menyerang enzim yang dibutuhkan virus untuk bereplikasi.
Tak hanya mematikan mengobati, Remdesivir diklaim juga dapat mempersingkat durasi gejala Covid-19 menjadi 11 hari dari sebelumnya 15 hari. Uji coba dilakukan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS.
Dalam uji coba ini ditemukan bahwa 50% pasien yang diobati dengan remdesivir menggunakan dosis selama lima hari bisa ke luar dari rumah sakit dalam dua minggu.
"Data menunjukkan remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu pemulihan," Anthony Fauci, Penasehat Kesehatan White House.
Meski demikian remdesivir adalah obat keras. Ia bukan berbentuk pil melainkan disuntikkan ke infus.
Sebelumnya FDA juga memberi izin pada penggunaan klorokuin dan hidroksiklorokuin. Keduanya adalah obat keras yang digunakan untuk malaria dan juga lupus.
(sef/sef) Next Article Kalbe Turunkan Harga Obat Remdesivir 50% Jadi Rp 1,5 Juta
Trump membuat pengumuman bersama CEO Gilead Daniel O'Day dalam pertemuan di Gedung Putih. Gilead akan menyumbang 1,5 juta botol remdesivir.
Remdesivir, obat yang awalnya digunakan untuk mengobati Ebola. Antivirus ini bekerja dengan menyerang enzim yang dibutuhkan virus untuk bereplikasi.
Tak hanya mematikan mengobati, Remdesivir diklaim juga dapat mempersingkat durasi gejala Covid-19 menjadi 11 hari dari sebelumnya 15 hari. Uji coba dilakukan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) AS.
Dalam uji coba ini ditemukan bahwa 50% pasien yang diobati dengan remdesivir menggunakan dosis selama lima hari bisa ke luar dari rumah sakit dalam dua minggu.
"Data menunjukkan remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu pemulihan," Anthony Fauci, Penasehat Kesehatan White House.
Meski demikian remdesivir adalah obat keras. Ia bukan berbentuk pil melainkan disuntikkan ke infus.
Sebelumnya FDA juga memberi izin pada penggunaan klorokuin dan hidroksiklorokuin. Keduanya adalah obat keras yang digunakan untuk malaria dan juga lupus.
(sef/sef) Next Article Kalbe Turunkan Harga Obat Remdesivir 50% Jadi Rp 1,5 Juta
Most Popular