Internasional

Ssst... Rusia Beking Iran, Sebut Jangan Nyerah Diprovokasi AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 April 2020 09:04
U.S. President Donald Trump meets with Russian President Vladimir Putin at the G20 Summit in Osaka, Japan June 28, 2019.  REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Donald Trump dan Vladimir Putin (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengatakan Iran tak boleh menyerah pada "provokasi" Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini diutarakan negara Presiden Putin mengomentari situasi Laut Teluk yang tengah panas.

"Jangan menyerah pada provokasi dan retorika agresif," kata Juru Bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova kepada wartawan sebagaimana dikutip dari AFP, Kamis (28/4/2020).

Ia pun menekankan kedua negara harus bertindak sesuai dengan norma dan peraturan internasional. Ditegaskannya Moskow menganggap stabilitas dan keamanan di Teluk adalah kunci dari situasi regional yang lebih luas.



Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Presiden AS Donald Trump. Warning ini adalah buntut dari insiden kapal militer Iran dan kapal perang AS di Laut Teluk 15 April lalu.

"Amerika harus tahu bahwa ini disebut Teluk Persia, bukan Teluk New York atau Teluk Washington," katanya dalam pidato di televisi lokal.

"Mereka harus memahami situasi dengan nama itu dan negara pesisir (Persia) yang telah melindungi jalur air ini selama ribuan tahun."

"Para prajurit angkatan bersenjata kita di tentara Revolusi, tentara Basij (paramiliter Iran) dan polisi akan selalu menjaga Teluk Persia."



Pada 15 April lalu militer AS mengecam 11 kapal militer Iran yang dikatakan 'mengepung' 6 kapal perang AS. Insiden terjadi selama satu jam.

Kapal militer Iran berada di jarak 10 meter dan memutari kapal perang AS. Militer AS menyebut tindakan Iran provokatif.

Presiden Trump pun menginstuksikan militer agar menembak kapal Iran jika hal tersebut terjadi lagi. Bahkan, Trump meminta militer tak segan menghancurkan Iran.

Sementara Iran mengklaim kapal perang AS masuk teritorinya. Rouhani mengatakan AS seharusnya tidak merencanakan upaya melawan bangsa Iran.

Iran dan AS telah berselisih selama beberapa dekade. Ketegangan meningkat lagi sejak 2018, saat Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian multinasional soal pembekuan nuklir Iran.

Saat itu, AS kembali menerapkan sanksi ekonomi yang selama ini sudah dicabut di masa pemerintahan Presiden Obama. Ini akhirnya melumpuhkan ekonomi Iran.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Disebut Terkait Iran, Jet Siluman AS Terbang ke Timteng

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular