Harga Minyak Jatuh Parah, BP Rugi Besar Rp 66 Triliun

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
28 April 2020 14:57
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak asal Inggris, BP, mencatat rugi besar, nilainya US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 66 triliun selama kuartal I-2020. Pemicu utamanya tak lain adalah harga minyak dunia yang jatuh parah karena pandemi virus corona (COVID-19).

Dalam catatan CNBC Indonesia, sepanjang kuartal I-2020, harga minyak dunia jenis Brent turun tajam dari angka sekitar US$ 60 per barel di akhir 2019, menjadi sekitar US$ 22 per bare di akhir Maret 2020.

"Dampak ekonomi dari pandemi corona memengaruhi faktor penawaran dan permintaan. Hasilnya secara tidak terduga sangat menantang bagi pasar komoditas," demikian pernyataan BP dilansir dari AFP, Selasa (28/4/2020).

Pada kuartal I-2019 lalu, BP tercatat masih mengantongi keuntungan senilai US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 43,5 triliun.


[Gambas:Video CNBC]




(wed/wed) Next Article BP Keluarkan 3 Skenario Transisi Energi Hingga 2050

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular