
Saat Pembuat Larangan Mudik Tak Boleh Pulang Kampung

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberlakukan larangan mudik yang diumumkan 21 April lalu. Sehari kemudian, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, merespons tegas larangan itu. Meskipun dinilai terlambat, Rudy meminta semua orang menaati larangan itu. Si pembuat aturan juga diminta tak pulang ke Solo dulu.
Meskipun menyambut baik keluarnya keputusan larangan mudik, Rudy secara tegas mengatakan larangan itu terlambat dikeluarkan. "Terlambat! Sudah pada mudik semua kok," sergah Rudy, dikutip detik.com, Minggu (26/4/2020).
Namun demikian dia menyambut baik larangan mudik yang diumumkan oleh Presiden Jokowi itu. Rudy meminta semua orang harus mematuhinya. Tanpa menyebut nama, namun Rudy mengatakan pembuat aturan larangan mudik itu juga harus patuh dengan tidak datang ke Solo.
"Kalau yang membuat aturan VVIP [Very Very Important Person], ya VVIP jangan ke Solo dulu. Masa VVIP mau saya karantina di Grha Wisata, ya nggak pantas," tegas Rudy.
Dalam beberapa pekan sebelumnya, FX Rudy memang telah memberlakukan karantina 14 hari untuk pendatang yang masuk Solo, setelah melihat fenomena banyaknya pemudik pulang lebih awal. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat karantina adalah gedung Grha Wisata Niaga di Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Rudy mengaku akan menerapkan karantina bagi siapa pun yang mudik ke Solo. Bahkan dia menegaskan, pejabat pun harus dikarantina jika datang ke Solo. "Siapapun karantina (dikarantina) kalau dari Jakarta," tegasnya.
Ketika ditanya jika pemudik adalah pejabat VIP atau sekelas gubernur dan menteri, Rudy meminta mereka tak pulang ke Solo. Termasuk pula VVIP atau setingkat presiden dan wakil presiden, Rudy meminta agar tidak mudik.
"[VIP] ya karantina. Kalau sudah membuat aturan seperti itu [larangan mudik], orang Jakarta jangan ke Solo lah. Biar pun itu VVIP," katanya.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat penambahan jumlah kasus sembuh per Sabtu (25/4) menjadi 1.042 setelah ada penambahan sebanyak 40 orang. Sedangkan kasus meninggal menjadi 720 setelah ada penambahan sebanyak 31 orang.
Adapun Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 334, disusul Jawa Timur sebanyak 133, Jawa Barat 93, Sulawesi Selatan 82, Bali 70, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 1.042 pasien.
(tas/tas) Next Article Lega! Hasil Tes Swab, Jokowi Negatif Covid-19
