Terungkap Kenapa Raksasa KFC Cs Mudah Tumbang Dihantam Corona

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 April 2020 16:54
In this Friday, Feb. 23, 2018 photo a person departs a Kentucky Fried Chicken fast food restaurant, in Boston. (AP Photo/Steven Senne)
Foto: Ilustrasi KFC (AP/Steven Senne)
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa-raksasa restoran makanan cepat saji mudah tumbang terkena dampak pandemi corona. Ayam goreng KFC saja sudah menutup sedikitnya 100 gerai dan merumahkan 450 pekerjanya.

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menanggapi banyaknya restoran fast food yang harus mengencangkan ikat pinggangnya untuk bisa bertahan saat pandemi corona. Ia menilai, langkah itu memang perlu dilakukan dalam kondisi yang kian sulit.

"Fast food seperti McD, KFC itu memang dirancang bukan untuk take away (makan dibawa pulang). Jadi normalnya model fast food itu take away order dari ojol paling 20-25 persen. Selebihnya mungkin 20 persen drive thru. Sisanya orang yang dine in (60% makan di tempat) makan ke dalam," kata Emil kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/4).



Kondisi ini terjadi salah satunya akibat skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan sejumlah Pemerintah Daerah di wilayah Jabodetabek. Akibatnya, mal ditutup yang berdampak pada terhalangnya akses masyarakat terhadap restoran fast food yang berada di dalamnya. Di DKI Jakarta misalnya, ada larangan pengunjung restoran makan di tempat.

"Banyak restoran yang ada di mal kan tutup, nggak ada yang datang. Karena tutup semua, restoran juga nggak bisa berubah untuk melayani take away," sebutnya.

Dalam kondisi seperti ini, maka yang bisa diandalkan demi perpanjangan napas perusahaan fast food adalah dengan penjualan online maupun drive thru. Ceruk pasar ini memang tak sebesar dine in. Ini karena kultur restoran kini sudah berubah menjadi culinary arts, sehingga hakikatnya memang diarahkan untuk tempat bertemu atau mengobrol.

"Restoran kan didesain ambiance (suasana) enak. Dulu makanan enak dalam berantakan nggak apa apa. Sekarang nggak bisa, karena persaingan ketat. Orang harus lebih kreatif terhadap semua. Karena sekarang sudah jadi lifestyle," papar Emil.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular