
Dampak Corona
Hanya Angkut 50% Penumpang, Kapal Pelni Jadi Korban Corona
Ayos, CNBC Indonesia
22 April 2020 13:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan pemerintah terkait larangan mudik tahun ini berdampak luas terhadap moda angkutan, tidak saja darat maupun udara, angkutan laut juga terdampak.
Sejak pemerintah mengimbau untuk menjaga jarak (phisical distancing) sebagai salah satu langkah menekan penyebaran pandemi corona (covid-19), jumlah angkutan penumpang yang tercatat PT Pelni (Persero) mengalami penurunan.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Yahya Kuncoro mengatakan jumlah penumpang mulai terasa penurunannya di akhir Maret 2020 dan semakin turun di bulan April. Salah satu faktornya karena BUMN pelayaran itu membatasi penjualan tiket yakni hanya 50 persen dari kapasitas.
"Iya karena kan per tanggal 4 April, kita hanya menjual tiket 50% kapasitas (ikuti anjuran untuk phisical distancing) dan per 20 April penumpang wajib menunjukkan surat sehat, sebelum naik kapal cek suhu tubuh, kalau demam tidak boleh naik, yang kelihatan berdampak dari akhir Maret ke April karena kita memang ketat dalam protokol kesehatan," kata Yahya ketika dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (22/04/2020).
Angkutan penumpang Pelni tercatat Januari 2020 sebesar 532.485 penumpang, lalu turun di Februari menjadi 327.610 penumpang dan kembali turun di Maret sebesar 269.191 penumpang.
Jika dibanding tahun 2019, jumlah penumpang Pelni di tahun 2020 lebih tinggi. Sesuai data selama tiga bulan pertama 2019, Januari tercatat 442.673 penumpang, Februari sebesar 270.600 penumpang dan Maret tercatat 296.330 penumpang.
"Bulan Januari masih (tinggi) karena masa peak season Natal dan Tahun baru," katanya.
Sementara itu, kebijakan pemerintah yang melarang orang melakukan perjalanan mudik, pihaknya hanya fokus melayani pelayaran angkutan barang logistik dan tidak melayani penjualan tiket angkutan lebaran 2020. Langkah ini sejalan dengan instruksi pemerintah pusat.
"Kebijakan operasional akan dilakukan port stay secara bertahap dan akan prioritas mengangkut kebutuhan barang logistik," katanya.
Diakuinya, dengan adanya larangan mudik sudah dapat dipastikan jumlah penumpang kapal Pelni untuk berbagai tujuan akan turun tajam dibandingkan tiga bulan pertama tahun 2020.
"Kami akan mendukung kebijakan dari pemerintah karena misi kami melayani masyarakat sesuai dengan penugasan yang diberikan untuk menjamin aksesibilitas dan mobilitas, sehingga terhadap larangan mudik kami akan mendukung kebijakan tersebut," katanya.
"Kami menyadari akan terjadi penurunan penumpang yang cukup signifikan, oleh karena itu kami akan mengalihkan pengangkutan penumpang ini untuk membantu mengangkut barang kebutuhan pokok logistik karena kapal penumpang kami memiliki kapasitas kontainer dan palka," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Erick Thohir Rombak Lagi Direksi BUMN, Kali Ini Pelni
Sejak pemerintah mengimbau untuk menjaga jarak (phisical distancing) sebagai salah satu langkah menekan penyebaran pandemi corona (covid-19), jumlah angkutan penumpang yang tercatat PT Pelni (Persero) mengalami penurunan.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Yahya Kuncoro mengatakan jumlah penumpang mulai terasa penurunannya di akhir Maret 2020 dan semakin turun di bulan April. Salah satu faktornya karena BUMN pelayaran itu membatasi penjualan tiket yakni hanya 50 persen dari kapasitas.
"Iya karena kan per tanggal 4 April, kita hanya menjual tiket 50% kapasitas (ikuti anjuran untuk phisical distancing) dan per 20 April penumpang wajib menunjukkan surat sehat, sebelum naik kapal cek suhu tubuh, kalau demam tidak boleh naik, yang kelihatan berdampak dari akhir Maret ke April karena kita memang ketat dalam protokol kesehatan," kata Yahya ketika dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (22/04/2020).
Angkutan penumpang Pelni tercatat Januari 2020 sebesar 532.485 penumpang, lalu turun di Februari menjadi 327.610 penumpang dan kembali turun di Maret sebesar 269.191 penumpang.
Jika dibanding tahun 2019, jumlah penumpang Pelni di tahun 2020 lebih tinggi. Sesuai data selama tiga bulan pertama 2019, Januari tercatat 442.673 penumpang, Februari sebesar 270.600 penumpang dan Maret tercatat 296.330 penumpang.
"Bulan Januari masih (tinggi) karena masa peak season Natal dan Tahun baru," katanya.
Sementara itu, kebijakan pemerintah yang melarang orang melakukan perjalanan mudik, pihaknya hanya fokus melayani pelayaran angkutan barang logistik dan tidak melayani penjualan tiket angkutan lebaran 2020. Langkah ini sejalan dengan instruksi pemerintah pusat.
"Kebijakan operasional akan dilakukan port stay secara bertahap dan akan prioritas mengangkut kebutuhan barang logistik," katanya.
Diakuinya, dengan adanya larangan mudik sudah dapat dipastikan jumlah penumpang kapal Pelni untuk berbagai tujuan akan turun tajam dibandingkan tiga bulan pertama tahun 2020.
"Kami akan mendukung kebijakan dari pemerintah karena misi kami melayani masyarakat sesuai dengan penugasan yang diberikan untuk menjamin aksesibilitas dan mobilitas, sehingga terhadap larangan mudik kami akan mendukung kebijakan tersebut," katanya.
"Kami menyadari akan terjadi penurunan penumpang yang cukup signifikan, oleh karena itu kami akan mengalihkan pengangkutan penumpang ini untuk membantu mengangkut barang kebutuhan pokok logistik karena kapal penumpang kami memiliki kapasitas kontainer dan palka," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Erick Thohir Rombak Lagi Direksi BUMN, Kali Ini Pelni
Most Popular