Terungkap! Ini Alasan Lengkap Pertamina Belum Turunkan BBM

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 April 2020 15:30
nicke pertamina
Foto: infografis/infografis harga baru bensin non subsidi untuk RON 92 ke atas/Aristya Rahadian Krisabella
Polemik di Hilir
Kondisi hulu dan kilang yang babak belur, belum ditambah dengan kondisi di hilir yang sama terpuruknya.

Pertamina, kata Nicke, mencetak penjualan BBM terendah sepanjang sejarah sejak pandemi berlangsung. Selama ini pendapatan Pertamina dikontribusikan besar oleh sektor hilir seperti penjualan BBM. “Kondisi normal, 70% revenue kami dari hilir,” kata Nicke, Selasa (21/4/2020).

Tapi dari sisi profit atau keuntungan, masih disumbang besar oleh sektor hulu mencapai 80%.

“Nah sekarang, kondisi yang terjadi adalah permintaan menurun dan revenue tidak bisa terdongkrak dan tak bisa menambah portofolio kami,” jelasnya.

Penurunan penjualan sampai saat ini mencapai 24%, jika PSBB diberlakukan lebih luas diperkirakan penurunan penjualan akan semakin tinggi.

Lagi pula, ia menjelaskan, kondisinya di pasar saat ini demand atau pembelian juga sedang turun. “Ini harga murah mau kita promosikan bagaimana pun tidak ada yang berani, tidak ada yang mau beli barang kita. Jadi pendapatan itu tidak bisa kami dapatkan,” ujarnya.

Dampaknya bagi Pertamina nanti akan negatif.

Namun, Nicke menjelaskan sebagai BUMN pihaknya akan menunggu keputusan pemerintah. “Apapun peraturannya nanti kami ikuti.”

Dari sisi harga, untuk kawasan regional ASEAN, Nicke pun menekankan bahwa harga BBM di Indonesia masih cukup murah. Hanya kalah dengan Malaysia, tapi perlu dicatat Malaysia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang produksinya aman dan tergabung OPEC.

Pertamina sebenarnya telah menurunkan harga jual BBM pada 1 Februari lalu. Harga BBM nonsubsidi Pertamina saat ini yaitu pertamax turbo dibanderol Rp.9.850 per liter, pertamax Rp.9.000 per liter, dan pertalite Rp.7.650 per liter.

Jika diperbandingkan dengan rata-rata harga di kawasan, harga bensin kita baik Pertamax maupun Pertalite masih terhitung lebih murah karena masih di bawah rerata harga bensin di negara ASEAN yang berada di level US$ 0,77 per liter.

Tapi untuk solar atau gasoil, harga Indonesia di kisaran US$ 0,33 per liter (sebab masih subsidi). Harga ini bahkan terendah di ASEAN.

“Jadi ini kalau dilihat benchmark regional, jadi kami mohon kalau kami trading company itu mudah. Tapi tidak semudah itu kami putuskan sebagai BUMN.” (gus/gus)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular